Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semua Bagian Lezat!

Kompas.com - 03/02/2015, 15:06 WIB
KITA sungguh beruntung. Kita tinggal di wilayah pulau-pulau yang terserak dari barat ke timur, yang bermandikan cahaya mentari sepanjang tahun. Tanah yang gembur dan alam yang khas menjadi tempat yang pas untuk pertumbuhan tanaman.

Saya menggemari nyaris setiap bagian tanaman yang menjadi bahan olahan. Berawal dari hidangan coba-coba, pada akhirnya resep itu diturunkan melewati lintas generasi. Apakah Anda juga menyukai tanaman yang sesungguhnya begitu populer di antara kita?

Pepaya. Di Jawa, pepaya dimanfaatkan buah mudanya sebagai manisan, dan buah masaknya menjadi buah potong segar atau campuran es buah. Bagi sebagian orang, daunnya amat pahit tapi justru dimanfaatkan sebagai jamu penambah nafsu makan.

Para ibu juga memanfaatkannya sebagai pengempuk daging mentah dengan membungkusnya sejenak sebelum diolah. Daun pepaya rebus kerap ditemui sebagai campuran pecel, atau diolah menjadi buntil berpadu kelapa parut, cabe rawit dan teri, pendamping nasi nan lezat. Olahan bunga papaya merupakan olahan favorit dalam menu Manado.

Kelapa. Es degan atau kelapa muda sangat memuaskan dahaga di siang bolong. Airnya bisa diolah menjadi nata de coco, semacam jelly. Perasan parutan daging kelapa menjadi bahan penting untuk diolah menjadi gula kelapa, minyak kelapa untuk menggoreng, santan untuk direka jadi kuah soto, rendang, terik daging.

Daging buahnya luwes sekali disulap menjadi klappertart, semacam puding kelapa dengan campuran kismis, kayu manis khas Manado, dan parutan halus kering yang disangrai dibubuhi garam, dibentuk menjadi sagon, atau dicampur telur dan terigu menjadi kue kering kelapa.

Bambu. Tunas bambu muda (rebung) menjadi pengisi lezat lumpia Semarang. Sejumlah daerah seperti di jantung Borneo (Kalimantan) gemar mengolah menjadi sayur. Warga Sumatra Barat dan Sulawesi Utara memanfaatkan batang bambu sebagai wadah lemang (lupis) dan nasi buluh ketika dikukus atau didekatkan pada bara api hingga matang.

Pisang. Saya terheran-heran ketika kali pertama menikmati ares, olahan sayur dari lapisan dalam batang pisang khas Bali. Selama ini saya hanya mengenal olahan sayur dari jantung pisang. Buahnya diolah menjadi pisang goreng, pisang rebus, keripik, kue pisang, kolak, sale pisang khas Jawa Barat, ledre pisang khas Jawa Tengah. Nenek saya selalu mengandalkan cake pisang – dari bahan dasar buah ranum itu.

Nangka. Buah masaknya lezat sekali dimakan segar, atau diolah menjadi keripik, dan penambah cita rasa kolak, es campur. Buah mentahnya menjadi modal gudeg, hidangan khas Yogyakarta, atau lodeh, sayur nangka berkuah santan untuk dikudap bersama ketupat, lontong dan nasi.

Ketika saya kecil, sejumlah tetangga, warga Betawi, ada yang gemar memasak jambal, cikal buah nangka menjadi sayur. Saya dan kawan-kawan senang sekali merebus beton, biji nangka dicampur sedikit garam. Gurih dan menyenangkan, walau orang-orang tua mengingatkan, akan banyak buang angin sesudahnya.

(Christantiowati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Travel Update
19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

Travel Update
Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Travel Update
Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Travel Tips
BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com