Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pastika: Bali Perlu Destinasi Wisata Baru

Kompas.com - 04/06/2015, 16:07 WIB
DENPASAR, KOMPAS.com - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menekankan kepada para pemangku kepentingan pariwisata di Pulau Dewata bahwa Bali memerlukan destinasi wisata yang baru agar tetap diminati wisatawan.

"Kita akan kehilangan pasar kita jika kita terus mempertahankan dan  monoton seperti ini, dengan kualitas yang masih kurang baik. Oleh karena itu saat ini kita akan beorientasi pada masa depan atau masa lalu semua tergantung kita. Mari kita berjuang sama-sama," kata Pastika saat bertemu dengan para pemangku kepentingan bidang pariwisata, di Denpasar, Rabu (3/6/2015).

Pastika juga berpandangan bahwa jangan hanya gencar melakukan promosi, namun saat wisatawan tersebut datang yang dilihat hanya itu-itu saja, hal tersebutlah yang menyebabkan wisatawan tersebut bosan dan secara tidak langsung akan mengurangi minat kunjungannya ke Bali.

Di sisi lain, Pastika menegaskan perlunya mencari tahu kesukaan dan minat para wisatawan. "Kita harus berkembang sesuai dengan perkembangan pasar pariwisata saat ini," ucapnya.

KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO ILUSTRASI - Fasilitas spa di Karma Jimbaran, Bali, Minggu (23/1/2011). Spa yang menggunakan berbagai bahan alami ini menawarkan berbagai perawatan tubuh, salah satunya yang terkenal adalah oxygen facial. Karma Jimbaran memiliki 40 vila yang menawarkan konsep vila keluarga dengan berbagai fasilitas, seperti spa, lounge, kids club, dan gymnasium.
Menurut dia, masih banyak potensi pariwisata yang bisa dikembangkan di Bali dan hal tersebut diminati oleh para wisatawan.

Ia mencontohkan "sport tourism" atau wisata olahraga dan "medical tourism" atau wisata kesehatan. "Itu juga seharusnya bisa kita kembangkan dan saya yakin bakal diminati wisatawan," katanya.

Terkait dengan Perda Pariwisata Bali, menurut Pastika, sudah saatnya diperbarui, mengingat kondisi saat ini sudah sangat berbeda dengan kondisi saat perda tersebut dibuat. Oleh karena itu mantan Kapolda Bali ini mengharapkan dukungan dari para "stakeholder" untuk secara bersama-sama memberikan sebuah solusi untuk perkembangan pasriwisata Bali ke depannya.

Sementara itu, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Daerah Bali, Ida Bagus Ngurah Wijaya menyatakan pentingnya pertemuan itu  untuk menyampaikan dan membahas bagaimana ke depan perkembangan pariwisata Bali dan upaya-upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan pariwisata.

Wijaya juga melaporkan bahwa saat ini Kementerian Koperasi dan UMKM telah bekerja sama dengan GIPI Bali untuk memberikan pelatihan-pelatihan kepada para pelaku UMKM di Bali sehingga diharapkan dengan adanya pelatihan-pelatihan tersebut mampu untuk membangun UMKM yang ada di Bali.

"Saat ini banyak yang berkaitan dengan pariwisata sehingga diharapkan mampu juga untuk mendobrak perkembangan pariwisata Bali," katanya.

KOMPAS/NINUK MARDIANA PAMBUDY Arung jeram di Bakas River Rafting di Sungai Melangit, Desa Bakas, Klungkung, Bali, cocok untuk pemula dan berketerampilan sedang.
Senada dengan Wijaya, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah Bali Cokorda Oka Artha Ardana Sukawati menyatakan bahwa pihaknya telah berusaha menjaga promosi Bali agar selalu berjalan dengan baik. "Ke depan, pariwisata Bali harus segera dibenahi walaupun sampai April 2015 terdapat peningkatan kunjungan mencapai 3,2 persen dari tahun sebelumnya," katanya.

Pria yang biasa disapa Cok Ace ini juga menyampaikan kendala pariwisata Bali yakni tentang arah pembangunan pariwisata Bali ke depan karena saat ini masih berpedoman pada budaya yang menyebabkan pariwisata Bali menjadi destinasi yang sifatnya terbatas. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com