Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lagi "Ngetren", Paralayang di Langit Sidomukti yang Bikin Ketagihan

Kompas.com - 22/03/2016, 17:05 WIB
KOMPAS.com - Raut muka Asti Amalina Widiyasari sumringah ketika tubuhnya terangkat dan terbang mengikuti gerak paralayang yang terdorong angin. Ia begitu menikmati terbang bagai burung di atas langit kawasan wisata Sidumukti, Ungaran.

"Dahsyat banget rasanya, sejak lima menit pertama, sensasinya sudah bikin nagih. Ini pertama aku terbang paralayang," kata dia.

Wahana paralayang di punggung Gunung Ungaran tengah menjadi buah bibir. Wahana di area wisata Umbul Sidomukti ini dibuka sejak setahun lalu.

Pengelola kawasan wisata Umbul Sidomukti, Bambang Ari Wijanarko mengatakan, pengunjung yang ingin merasakan terbang paralayang bisa melakukan reservasi di Pondok Panorama yang berada di bawah Pondok Kopi.

"Biayanya Rp 350.000 dan sistem terbangnya tandem. Jadi, wisatawan terbang bersama tenaga ahli," jelas Bambang.

Penerbangan dimulai dari pos pendakian Gunung Ungaran yang berada di atas Pondok Kopi atau sekitar 1.300 meter di atas permukaan laut.

Dari Pondok Kopi, pengelola akan mengantar wisatawan menggunakan kendaraan roda dua menuju titik terbang. Perjalanan dilanjutkan tracking sekitar 500 meter.

Menempuh jarak terbang sekitar 2,5 kilometer, penerbangan yang bisa dilayani pukul 10.00-13.00 WIB ini dilakukan sekitar 10-15 menit. Pendaratan dilakukan di lapangan Desa Sidomukti.

TRIBUN JATENG/ HERMAWAN HANDAKA Mengencangkan sabuk pengaman sekaligus mendengarkan arahan instruktur sebelum terbang layan di atas langit Sidomukti di Ungaran, Jawa Tengah
"Kalau cuaca bagus, penerbangan bisa dilakukan satu sampai dua jam. Waktu terbang yang bagus di kisaran pukul 11.00 sampai 13.00 WIB. Kita menggunakan angin termal, yakni panas bumi yang bisa mengangkat parasut. Kalau sore, adanya angin utara yang sulit untuk terbang," terangnya.

Tak butuh banyak persiapan untuk terbang. Selain keberanian, peserta diminta memakai pakaian tebal atau memakai jaket. Bambang mengingatkan, di ketinggian, udara cukup dingin dan angin terasa kencang.

"Gunakan juga sepatu olahraga yang pas untuk medan outdoor," imbuh dia.

Pengelola juga menyediakan fasilitas kamera yang bisa dibawa selama terbang dengan tambahan biaya Rp 50.000. Sementara, untuk mengantar dari titik pendaratan ke tempat reservasi di Pondok Panorama, ada tambahan jasa ojek Rp 10.000.

"Tak sekadar terbang mengelilingi komplek Sidomukti, peserta terbang paralayang juga akan mendapat buah tangan berupa sertifikat berpredikat sebagai pemberani dari pengelola," ujar Bambang.

Lewati Dua Loket Masuk

Kawasan Wisata Sidomukti bisa ditempuh satu jam perjalanan dari Kota Semarang, menggunakan kendaran pribadi.

Dari Kota Semarang, arahkan kendaraan Anda menuju selatan ke arah Solo. Sesampai di SPBU Lemah Abang, putar arah dan berbelok masuk gapura tempat wisata Bandungan. Sesampai di pertigaan Pasar Jimbaran, arahkan kendaraan menuju desa Sidomukti.

Ada dua loket masuk yang harus dilalui pengunjung. Di Loket pertama, Anda diminta membayar retribusi kendaraan sebesar Rp 3.000 per mobil dan Rp 2.000 per motor. Sementara, retribusi kedua menarik tiket masuk pengunjung sebesar Rp 2.000 per orang di hari biasa dan Rp 4.000 per orang di hari libur. (Tribun Jateng/Galih Priatmojo)

Artikel ini tayang di TribunTravel dengan judul "Deg-degan Tapi Ketagihan, 15 Menit Terbang Paralayang di Langit Sidomukti, Ungaran"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com