JAKARTA, KOMPAS.com - Kedutaan Besar Australia menghadirkan acara pameran seni dan sesi dongeng di tiga kota Indonesia yakni Jakarta, Makassar, dan Bali bertajuk "Songlines: The living narrative of our nation". Dalam acara tersebut, pengunjung bisa melihat lukisan dan melihat dongeng tentang suku Aborigin.
"Di program ini kita ingin mengenalkan hubungan sejarah yang panjang antara Indonesia dan Australia khususnya antara Bugis dan Aborigin. Suku Bugis dahulu telah berlayar hingga Australia Utara. Dalam cerita dongeng ini kolaborasi antara orang keturunan Aborigin dan Indonesia," kata Atase Kebudayaan dari Kedutaan Besar Australia Alison Purnell kepada KompasTravel di sela-sela acara pembukaan di Jakarta, Sabtu (16/7/2016).
"Australia dikenal memiliki kantor perwakilan kedutaan yang tersebar di dunia termasuk di Jakarta. Tahun ini kita baru buka perwakilan konsulat di Makassar dan di Bali kita punya konsulat jenderal. Kita sangat senang bisa menyelenggarakan di tiga kota. Mudah-mudahan nantinya kita bisa mengadakan di kota-kota seperti Bandung, Surabaya, mungkin Yogyakarta," lanjutnya.
Adapun acara ini adalah rangkaian acara National Aborigin and Islanders Day Observance Commitee (NAIDOC) Week atau Pekan Budaya Penduduk Asli Australia. Sesi mendongeng yang berlangsung setiap Sabtu dan Minggu selama 16-24 Juli 2016 di Grand Indonesia Mall, Jakarta juga akan ditampilkan di Rumata Art Space, Makassar pada 19 Juli dan sekolah-sekolah di Bali pada 20 Juli.
"Pameran seni bertajuk Yiwarra Kuju: The Canning Stock Route. Yiwarra Kuju adalah bahasa Aborigin. Canning Stock Route adalah jalur peternakan yang dibuka oleh suku Aborigin. Pameran ini bercerita tentang keluarga yang bertahan dalam perjalanan pembukaan lahan," ungkapnya.
"Kami pilih dongeng karena jalan yang sangat mudah untuk berbagi pengetahuan dan pemahaman. Larry bercerita tentang suku Aborigin bagaimana cara menangkap kangguru, mencari makan, bagaimana cara menggunakan alat berburu. Untuk pameran seninya, lukisan berasal dari seniman-seniman berdarah Aborigin," tukas Alison.
Kak Resha, pendongeng asal Indonesia, mengatakan dirinya bertugas menemani Larry dalam membawakan dongeng untuk pengunjung dan melakukan kegiatan yang atraktif. Pasalnya, Larry sendiri tak menguasai bahasa Indonesia.
"Dia bercerita tentang kebudayaan Aborigin. Dia bawa juga alat-alat berburu seperti bumerang, kapak batu. Ada kegiatan bermainnya seperti nyanyi, pengenalan peta Australia, alat-alat berburu dan juga menari. Sekali pertunjukan dongeng, 45 menit," jelasnya.
Dalam rangka Pekan Budaya Penduduk Asli Australia, Kedutaan Besar juga akan memutar film The Sapphires pada tanggal 30 Juli di Kantor Kedutaan Besar Australia.
Film ini bergenre drama komedi dan mengisahkan tentang kelompok musisi beranggotakan penduduk asli Australia yang berangkat ke Vietnam untuk menghibur para prajurit yang sedang berperang pada 1968.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.