Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Segar Sari Laut di Marola

Kompas.com - 19/07/2016, 17:20 WIB

MENGUNJUNGI Kota Bengkulu yang memiliki garis pantai lebih dari 500 kilometer, rasanya tidak sah jika tidak menyantap hidangan lautnya. Berbagai jenis sari laut (”seafood”), mulai dari beragam ikan, cumi, udang, hingga kepiting, yang baru saja dibawa nelayan dari laut, tersedia di berbagai rumah makan di sepanjang pantainya.

Salah satu rumah makan yang menyediakan hidangan laut segar dengan harga terjangkau adalah Sembam Ikan Marola. Lokasinya di Jalan Pariwisata Pantai Berkas dengan pemandangan Samudra Indonesia di seberangnya. Sayup-sayup deburan ombak besar terdengar menemani pengunjung yang asyik menyantap aneka hidangan dari laut.

Begitu masuk pelataran, terlihat semacam saung-saung besar yang sudah penuh dengan pengunjung yang duduk lesehan sembari mengobrol atau berfoto ria. Sebelum duduk di tempat yang diinginkan, pengunjung diminta memilih hidangan laut yang diinginkan.

Di sejumlah bak dan akuarium, ikan-ikan segar jenis kakap, bawal, gebur, bercu, dan terusan masih berenang. Begitu pula dengan udang, cumi, dan kepiting yang berukuran besar, masih segar.

Kami memilih ikan kakap merah dan ikan kuwe untuk dibakar (sembam), cumi untuk digoreng tepung, dan udang untuk dimasak asam manis. Harganya dihitung per 100 gram. Sari laut itu bisa juga diolah menjadi sup ikan, gulai ikan, dimasak saus padang, dan saus mentega.

Sebagai pendamping, kami juga memilih beberapa masakan khas Bengkulu, seperti gulai kacang panjang, daun unji yang mirip kecombrang dan terung, tumis kabau, dan gulai paku atau daun pakis. Rumah makan ini juga terkenal dengan bagar asam ikan laut yang asam segar dan tempoyak.

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO Ikan bakar di Rumah Makan Marola, Bengkulu.
Tak lupa kami memesan kelapa muda yang diberi gula jawa dan disajikan dalam gelas besar. Segera saja manis air kelapa muda membasahi kerongkongan yang sudah dahaga setelah badan terpapar udara pantai yang panas. Glek, glek, ah... segarnya....

Selain saung, tersedia pula ruangan besar dengan sekumpulan meja dan kursi. Di dalam ruangan ini, pengunjung akan terbawa dalam suasana khas Bengkulu berkat sejumlah pantun yang tertera pada alas makan dan dinding.

Simak salah satunya: Pai kebun manjek bembam//Bembam dibaok naik kudo//Lepe selero kek ikan sembam// Minumnya air kelapo mudo.

Sembari menanti pesanan kami diolah, sebuah pantun lain menyapa, dan tepat sekali menggambarkan suasana yang ada: Ikan belanak gulai kek petai//Petai di luluk batang sago//Sambil sanak duduk santai//Mato Meliek ombak belago.

Begitu pesanan kami datang, harum aneka olahan sari laut segera menggelitik hidung. Ikan kakap bakar diberi bumbu rempah yang meresap hingga ke daging ikan. Rasa manis ikan segar segera menyapa lidah, dipadu dengan lezat bumbu rempah.

Cumi goreng tepung pun terasa renyah dengan sedikit rasa manis karena kesegaran dagingnya. Ditambah sambal kecap dan irisan kecil-kecil cabe rawit, rasa cumi goreng semakin lengkap.

Udang yang berukuran besar berenang-renang dalam kuah kental berwarna merah. Rasa asam yang ringan berpadu dengan manis udang segar yang baru datang dari laut membuat tangan tak henti menyuapkan sari laut itu ke mulut.

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO Karyawan Rumah Makan Marola menyiapkan hidangan pesanan pelanggan.
Dalam waktu tak terlalu lama, sari laut segar itu sudah berpindah dari atas meja ke dalam perut. Hanya tersisa tumpukan piring dan gelas yang sudah tandas isinya.

Purnanda, pegawai rumah makan tersebut, menuturkan, mereka setiap pagi menerima ikan, cumi, udang, kepiting, dan lobster segar dari para nelayan yang melaut pada malam sebelumnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com