KOMPAS.com –Jakarta-Cirebon hanya terpaut jarak 214 kilometer, yang itu bisa ditempuh selama 3-5 jam menggunakan kendaraan pribadi. Dikenal sebagai salah satu Kota Wali, Cirebon juga punya banyak hal lain yang kerap terlewat para pelancong.
Jamak bila kota ini dianggap sebagai tujuan wisata religi. Itu tadi, ada wali yang pernah bermukim dan meninggalkan jejak di sini, yaitu Sunan Gunung Jati.
Namun, Cirebon juga dikenal karena sejumlah kuliner legendaris. Sebut saja empal gentong, nasi jamblang, dan docang. Makanan yang terakhir juga tak lepas dari sosok wali di sini.
Ada pula di Cirebon, kerajinan yang sudah go internasional. Inilah batik trusmi. Namanya berasal dari kawasan tempat kerajinan itu berasal dan berkembang.
Lalu, apa lagi yang masih mungkin terlewat dari kota ini kalau begitu?
Satu hal yang tak banyak orang tahu soal Cirebon adalah kaitannya dengan salah satu legenda seniman Indonesia, Affandi. Maestro seni lukis ini ternyata lahir di sini.
Affandi adalah pelukis Indonesia yang namanya dikenal hingga mancanegara. Almarhum menciptakan tak kurang dari 2.000 lukisan selama hidupnya.
Namun, yang juga teramat jarang diketahui orang adalah kuliner bernama sate kalong. Apa pula ini?
Kalong dalam sejumlah bahasa daerah adalah nama binatang sejenis kelelawar yang hanya terbang pada malam hari. Namun, jangan khawatir, sate yang satu ini tak berbahan daging hewan itu.
Sate kalong merupakan sate berbahan daging kerbau. Nama "kalong" tersemat karena sate ini awalnya hanya dijual selepas matahari terbenam. Sama seperti kemunculan hewan itu, bukan?
Makin jarang
Bahan utama sate kalong adalah daging has dalam kerbau. Iya, kerbau.
Belum ada penelusuran sejarah yang pasti, tetapi penggunaan daging kerbau ini diduga punya kaitan dengan akulturasi budaya Islam dan Hindu di Cirebon.
Saat ini, sudah tak banyak pedagang sate kalong di Cirebon.
"Rumit pembuatannya," kata Didi Gunadi, salah satu pedagang sate kalong yang masih bisa dijumpai di kota ini, Selasa (16/8/2016) malam.