Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Pembangunan "Eco Resort" di Pulau Bawah

Kompas.com - 30/11/2016, 07:08 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

TAREMPA, KOMPAS.com - Kapal yacht yang kami naiki mulai merapat ke perairan Pulau Bawah. Laguna berwarna biru terang semakin terlihat. Zahari, kapten yacht "KEMANA" yang kami naiki sengaja memutarkan kapal mengelilingi pulau eksotis tersebut. 

Pulau Bawah termasuk dalam Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau. Ada empat pulau lainnya yang berukuran lebih kecil, semuanya mengelilingi Pulau Bawah.

Situs berita CNN pernah menuliskan gugusan Pulau Bawah sebagai salah satu kepulauan tropis terindah di Asia. Tak tanggung-tanggung, pulau ini memiliki tiga laguna. Sungguh lanskap alam yang jarang ditemukan di pulau-pulau tropis dunia.

(BACA JUGA: Anambas, Inilah Saingannya Raja Ampat)

Kapal melabuhkan jangkar di tengah perairan. Menggunakan speedboat, KompasTravel dan rombongan jurnalis menginjakkan kaki di Pulau Bawah. Dermaga panjang mengantarkan kami ke bibir pantai. Perairan di bawah dermaga luar biasa jernih. Ikan-ikan koral seperti parrot fish tampak hilir mudik.

KOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI Pulau Bawah tengah 'disulap' menjadi resor mewah ramah lingkungan.

Dari dermaga pula, tampak deretan Water Villa yang menjulur ke perairan dan Tent Villa yang sedikit nyungsep ke dalam rimbun pepohonan. Pulau Bawah tengah didesain menjadi sebuah private resort yang super mewah, sekaligus ramah lingkungan. 

"Resor ini menerapkan konsep ekowisata pertama di Taman Wisata Perairan (TMP) di Indonesia. Seluruh wilayah Pulau Bawah ini merupakan kawasan konservasi," tutur Direktur Konservasi dan Pemberdayaan Masyarakat PT Pulau Bawah, Aji Sularso kepada awak media saat mengunjungi Pulau Bawah akhir pekan lalu.

Seorang pekerja yang tengah membawa gerobak semen tersenyum sambil melewati kami. Direktur Komunikasi Penjualan dan Pemasaran PT Pulau Bawah, Bala Navaratnam mengatakan ada sekitar 200 pekerja yang didatangkan dari berbagai penjuru negeri.

"Para pekerja didatangkan dari berbagai wilayah sesuai spesialisasinya. Misal para tukang batu didatangkan dari Jawa Timur. Para ahli bambu didatangkan dari Jawa Barat, khususnya Bogor dan Bandung," papar Bala.

Zero waste

Konsep ramah lingkungan bukanlah hal baru di dunia pariwisata. Banyak hotel dan resor yang berlomba-lomba menjadi yang paling green, atau eco friendly, atau apapun sebutan lainnya. Pihak penginapan harus benar-benar pandai mengelola limbah agar semua limbah yang dihasilkan dari aktivitas penginapan bisa dimanfaatkan. 

"Kami akan pastikan semua jenis limbah dimanfaatkan dan menjadi zero waste ke manapun, termasuk ke lautan," tutur Bala.

Pria keturunan India itu lantas menjelaskan, bagaimana proses pengolahan semua jenis limbah yang nantinya dihasilkan di Pulau Bawah. Limbah pembuangan akan melewati proses filtrasi dari tumbuhan, dipompa kembali ke atas bukit, kemudian masuk ke dalam tanah. Limbah mandi dan cuci tangan akan diproses agar bisa digunakan kembali untuk menyiram tanaman, mencuci lantai, dan keperluan lainnya. 

"Sementara itu solid waste akan dibawa oleh kapal yang datang tiap minggu. Di pulau ini tidak akan ada botol plastik," tambahnya.

Bagaimana dengan kitchen waste alias limbah dapur? Bala menjelaskan, semua bekas makanan akan masuk ke dalam satu pond (tempat pembuangan khusus) kemudian diproses menjadi bio gas. Gas itulah yang kemudian digunakan untuk memasak. Begitu seterusnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com