KOMPAS.com - Saya dan Welah membuat rencana perjalanan liburan bersama ke Eropa pada musim panas yang lalu. Kami memilih negara tujuan masing-masing. Pilihan Welah adalah Belanda, Austria, Itali dan Perancis. Saya pilih Belanda, Jerman dan Belgia.
Total enam negara dalam jangka waktu tiga minggu. Berarti, rata-rata 3 hari disetiap negara. Hemat kami, 2 malam 3 hari adalah minimal waktu yang nyaman ngebolang keenam destinasi tersebut.
Agenda selama liburan di Belanda selain mengunjungi ikon kota, kami juga memasukkan acara yang sesuai selera masing-masing.
(BACA: 7 Tips Berlibur Keliling Eropa dan Persiapannya)
Selain mengunjungi Van Gogh Museum, Anne Frank House, Rembrandt House, Red Light Distric dan desa kincir angin Kinderdijk yang terkenal dengan koleksi 19 kincir angin asli (warisan dunia UNESCO), kami pun ingin memahami negara kincir ini dari sisi kehidupan warganya.
Dari Bandara Schipol kami membeli kartu kereta OV keluaran GVB (https://en.gvb.nl) seharga 8,5 Euro atau sekitar Rp 130.000-an.
Tiket terusan ini berlaku selama sejam, dimulai dari check-in pertama pada semua rute GVB, tanpa memandang jaraknya.
(BACA: Mau Jalan-jalan ke Belanda? Simak Tips Ini)
Kartu OV bisa di top-up jika waktu atau saldonya berakhir atau bisa juga untuk pemakaian sehari atau beberapa hari. Kami juga membeli kartu sim Vodaphone dengan harga 20 Euro atau Rp 300.000 untuk data 2GB yang bisa dipakai di seluruh Eropa.
Hari pertama, kami langsung bikin janji. Welah akan bertemu Katrin, kakaknya yang sudah 3 tahun tinggal di Belanda. Sedangkan saya, janjian dengan Nhon, sahabat kuliah yang menjadi warga negara Belanda sejak 15 tahun yang lalu.
(BACA: Wow...! Kanal-kanal Amsterdam nan Cantik...)
Di sini terdapat sebuah taman besar untuk bersantai ataupun berolahraga, kedai makanan dan minuman dengan pertunjukan musik serta landmark kota.
I Amsterdam
Meskipun Amsterdam adalah salah satu dari 10 tujuan wisata terbaik Eropa, kota ini sempat memudar peringkatnya sebagai pilihan destinasi wisata.
Dalam upaya untuk merebut kembali posisi tujuan wisata utama, kampanye "I Amsterdam" diperkenalkan sebagai slogan baru pada tahun 2004.
Cuaca hari itu diperkirakan akan hujan, namun matahari cukup panas saat kami tiba di sana.
Bolak-balik saya buka-pakai mantel semi-winter yang lumayan tebal karena kepanasan selagi jalan dan mengenakannya lagi saat angin dingin mulai bertiup. Sedangkan Welah yang anti gerah hanya mengenakan t’shirt tipis dengan celana jeans.
Di kejauhan terlihat Katrin dan Nhon melambaikan tangan menyambut kami. Katrin hanya mengenakan rok mini dengan jaket tipis sebagai atasan dan Nhon menenteng jaket sweater hoodie ekstra buat saya. Lumayan sebagai pengganti jaket tebal saya.
Kami siap menyusuri kota yang kabarnya memiliki 800.000-an sepeda ini. Amsterdam memang terkenal dengan sepeda. Saking banyaknya, perusahaan jasa transportasi sepeda bernama Yellow Bike mengeluarkan ide baru berkeliling Amsterdam, yang disebut ‘Backie’.