Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Jalur Pendakian Gunung Agung, Apa Perbedaannya?

Kompas.com - 29/09/2017, 06:02 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai gunung tertinggi di Pulau Dewata, Gunung Agung selalu menjadi incaran para pendaki. Gunung bertipe stratovolcano ini dianggap sakral oleh umat Hindu di Bali, disebut-sebut sebagai tempat bersemayamnya para dewa.

Koordinator Pemandu Pendakian Gunung Agung, Komang Kayun, mengatakan bahwa setiap malam selalu ada pendaki asing yang naik Gunung Agung.

"Dari Perancis, Jerman, Belanda, Malaysia, India, Singapura, dan China," tuturnya saat dihubungi KompasTravel.

Gunung Agung menjadi pilihan pendaki karena bisa melihat pemandangan dari ketinggian, termasuk paorama gunung-gunung lainnya seperti Rinjani di Lombok. Jika cuaca cerah, Anda juga bisa melihat Gunung Batur beserta danaunya.

Komang Kayun mengatakan ada dua jalur pendakian yang paling banyak digunakan. Pertama adalah lewat Pura Agung Besakih, kedua adalah lewat Pura Pasar Agung. 

"Umumnya pendaki lewat jalur Pura Agung Besakih sampai ketinggian 3.142 mdpl. Sebelum mencapai itu bisa ketemu di Pura Penyimpangan. Ada Tirta Giri Kusuma, ada basecamp, kemudian Kori Agung. Itu pintu menuju puncak," paparnya. 

Tim Ekspedisi Cincin Api Kompas memulai pendakian Gunung Agung dari Pura Besakih di Kecamatan Rendang, Karangasem, Bali, Rabu (5/10/2011). Pura terbesar di Bali yang mengalami perkembangan sejak masa pra-hindu, ini berorientasi ke Gunung Agung yang dianggap sebagai tempat tinggal para dewata.  KOMPAS.COM/FIKRIA HIDAYAT Tim Ekspedisi Cincin Api Kompas memulai pendakian Gunung Agung dari Pura Besakih di Kecamatan Rendang, Karangasem, Bali, Rabu (5/10/2011). Pura terbesar di Bali yang mengalami perkembangan sejak masa pra-hindu, ini berorientasi ke Gunung Agung yang dianggap sebagai tempat tinggal para dewata.

Pura Agung Besakih berlokasi di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. Di pura ini juga terdapat dua jalur pendakian.

"Jalur pertama terletak di sisi timur Pura Besakih. Namanya Mulut Junggul. Di sana start point 1.300 mdpl," tutur Komang Kayun.

Pada ketinggian 1.800 mdpl, terdapat start point jalur kedua yakni Pura Penguban. Ada juga start point dari ketinggian 2.600 mdpl.

Komang Kayun menjelaskan bahwa Puncak 1 memiliki ketinggian 2.800 mdpl. Kemudian Puncak 2 memiliki ketinggian 3.140 mdpl, dan Puncak 3 memiliki ketinggian 3.142 mdpl.

BACA: Bila Gunung Agung Erupsi, Kota Denpasar Jadi Tempat Evakuasi Wisatawan

Selain Pura Agung Besakih, pendaki juga bisa memulai perjalanan dari Pura Pasar Agung yang terletak di Desa Sebudi. Dari jalur ini, pendaki bisa naik hingga Puncak 3. Namun tingkat kesulitannya cukup tinggi.

"Kecuali bagi pendaki profesional, atau yang sering naik gunung," tambah Komang Kayun.

Pilih jalur mana?

Jika lewat jalur Pura Agung Besakih, Anda akan memulai pendakian dari start point ketinggian 1.250 mdpl. Namun jika Anda memulai pendakian dari Pura Pasar Agung, start point berada pada ketinggian 1.750 mdpl.

"Namun di jalur Pura Pasar Agung, jalur bebatuannya sangat panjang. Jalur Pura Agung Besakih itu trek bebatuannya pendek, tapi jalur pendakiannya panjang," papar Komang Kayun.

Jika status Gunung Agung kembali normal, pendaki pemula sangat disarankan untuk mendaki lewat jalur Pura Agung Besakih.

"Titik ketinggian start point-nya beda, pemandangannya juga sudah beda," tutur Komang Kayun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com