Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kita Dilarang Menyentuh Hiu Paus?

Kompas.com - 13/08/2018, 12:07 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pekan lalu, sebuah video yang menunjukkan seorang penyelam menunggangi hiu paus viral di media sosial. Video itu diunggah oleh vokalis Slank, Kaka, melalui akun Twitter-nya, @fishGOD.

Ia menyebutkan, video itu didapatkan dari seorang temannya dan terjadi di Teluk Cendrawasih, Papua.

Tindakan penyelam itu menuai kecaman dari netizen karena dinilai melanggar aturan soal interaksi dengan hiu paus yang merupakan hewan dilindungi.

Bahkan, Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti turut berkomentar, menyatakan bahwa tindakan itu tak seharusnya dilakukan.

Menteri Susi mengatakan, akan menindaklanjuti peristiwa ini. 

Mengapa hiu paus termasuk hewan yang sangat dijaga dan dilindungi?

Campaign Coordinator WWF-Indonesia, Dwi Aryo Tjiptohandono, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (12/8/2018), mengatakan, hiu paus merupakan binatang yang keberadaannya dilindungi oleh Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Kepmen KP) Nomor 18 Tahun 2013.

Baca juga: Viral, Video Penyelam Tunggangi Hiu Paus di Teluk Cendrawasih Papua

Peraturan iu menyebutkan, hiu paus dilindungi penuh baik siklus hidup, juga bagian-bagian tubuhnya, kecuali untuk kepentingan penelitian dan pengembangan.

Aryo menjelaskan, ikan bernama latin Rhincodon Typus ini merupakan spesies ikan terbesar yang gerakannya lambat.

Hiu paus adalah satwa liar, karena badannya besar jadi pergerakannya lambat karena geraknya lambat jadi mudah didekati,” ujar Aryo.

Di Indonesia, hiu paus mencari makan di sekitar bagan sehingga mengasosiasikan jika ada manusia, maka di sana terdapat makanan yang ia butuhkan.

Hiu paus hidup di perairan dalam. Namun, kerap menghabiskan waktu di permukaan sehingga mudah ditemui dan diajak berinteraksi.

Ikan yang juga disebut sebagai hiu bodoh atau hiu geger lintang ini merupakan filter feeder atau pemakan penyaring. Hiu Paus hanya memakan zooplankton, telur ikan, dan ikan-ikan kecil.

“Karena hanya makan ikan kecil seperti teri, jadi banyak dikira hiu paus ini jinak. Padahal pada hakekatnya ia adalah satwa liar, walaupun secara umum tidak membahayakan bagi manusia,” papar Aryo.

Seekor hiu paus berenang di samping kantung plastik di Teluk Aden dekat Yemen. Walaupun hiu paus adalah hewan terbesar di lautan, mereka masih terancam oleh sampah kita. THOMAS P. PESCHAK, NATIONAL GEOGRAPHIC CREATIVE Seekor hiu paus berenang di samping kantung plastik di Teluk Aden dekat Yemen. Walaupun hiu paus adalah hewan terbesar di lautan, mereka masih terancam oleh sampah kita.

Wilayah jelajah hiu paus meliputi kawasan perairan tropis dan sub tropis, seperti Indonesia.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com