BATAM, KOMPAS.com - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) optimis mampu meraih 17 juta wisatawan mancanegara (wisman) tahun 2018 dan 20 juta wisman pada 2019.
Biro Komunikasi Publik Kemenpar Guntur Sakti ditemui di Radisson Golf dan Convention Center, Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Minggu (2/9/2018), mengatakan untuk mencapai target 17 juta wisman pada tahun ini, pariwisata harus didorong agar tumbuh hingga mencapai 21 persen dari capaian kunjungan wisman tahun 2017 sebesar 14,04 persen.
Bahkan target pertumbuhan 21 persen jauh di atas pertumbuhan pariwisata regional ASEAN 7 persen dan dunia 6,4 persen.
"Untuk mencapai target tersebut diperlukan strategi marketing khusus. Inilah yang sering disampaikan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya yang mengatakan hasil yang luar biasa, tidak bisa dicapai dengan cara-cara biasa," kata Guntur Sakti.
Baca juga: 2 Putra Jokowi Buka Gerai Makanan di Batam
Guntur Sakti mengatakan, tiga program marketing khusus melibatkan semua pemangku kepentingan (stakeholder) yaitu kalangan akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah, dan media sebagai kekuatan Pentahelix.
"Apalagi Batam, Kepri masuk dalam satu dari tiga daerah andalan pariwisata, saya yakin pencapaian itu bisa terapai sebelum penutupan akhir tahun," sambungnya.
Baca juga: Pariwisata Batam Dipromosikan di Bali
Sesuai hasil Rakornas Pariwisata Kedua, Juli 2018 di Jakarta, Menpar Arief Yahya telah menetapkan tiga program marketing khusus untuk mengejar 17 juta wisman tahun 2018. Pertama, program insentif kepada airlines dan wholesaler.
"Saat ini Kemenpar telah melakukan penandatanganan kerja sama dengan 15 airlines dan 8 wholesaler. Pada Rakornas baru lalu kerja sama itu dituangkan dalam bentuk 16 LoI, 2 MoU, dan 5 MoIA. Dalam program ini komitmen dari airlines dan wholesaler akan menghasilkan proyeksi sebesar 730.669 pax wisman pada periode Agustus-Desember 2018," papar Guntur.
Seperti diketahui, 75 persen wisman ke Indonesia melalui konektivitas udara, baik regular maupun penerbangan carter. Selain itu pola pembelian paket wisata ke Indonesia dilakukan melalui wholesaler dan retailers.
"Melalui kerja sama ini dilakukan promosi terpadu dilaksanakan bersama-sama dalam bentuk sales mission, trade show, festival, Fam Trip, publikasi dan pemberian insentif," terangnya.
Kedua, program ViWI Visit Wonderful Indonesia-Hot Deals. Program ini sebagai sebagai upaya mengoptimalkan kapasitas yang menganggur atau optimizing idle capacity. Hotl Deals dengan kata lain less for more tourism ini dilaksanakan untuk mengoptimalkan kapasitas yang tidak terpakai (idle capacity).
"Ketika idle capacity pada faktor 3A (Atraksi, Aksesibilitas dan Amenitas) digabungkan dan dimanfaatkan dalam sebuah platform maka akan tersedia layanan turisme yang mudah dan murah, sehingga menjadi hal yang atraktif dan kompetitif dalam meningkatkan kunjungan wisman," ujarnya.
Selain itu, program Hot Deals ini dilakukan di tiga pintu utama bagi kunjungan wisman yaitu Great Bali yang memberikan kontribusi wisman sebesar 40 persen, Great Jakarta 30 persen dan Great Kepri 20 persen.