Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Sedotan sampai Kulkas, Temuan Sampah di Laut Indonesia

Kompas.com - 25/09/2018, 09:51 WIB
Silvita Agmasari,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

 JAKARTA, KOMPAS.com - Sampah jadi masalah serius untuk daerah pesisir dan laut Indonesia. Dalam luas 300 meter persegi di pesisir Pantai Tanjung Karang, Donggala, Sulawesi Tengah saja ditemukan sampah hampir enam kilogram.

"Penting untuk melakukan pengukuran luas sebelum kita memungut sampah, ini untuk mengetahui berat dan jenis sampah. Dari sana akan tampak berapa nilai ekonomi yang hilang dan juga dari mana sampah datang dan kemungkinan hanyut pada musim tertentu," kata Founder Divers Clean Action, Swietenia Puspa Lestari saat aksi pemungutan sampah oleh tim Seangle, Divers Clean Cation, dan KFC Indonesia, Sabtu (22/9/2018).

Baca juga: Angkut Sampah di Bunaken, Turis Asal Inggris Dapat Penghargaan

Bersama sama tim aksi pemungutan sampah melakukan pemilihan jenis sampah. Berbagai jenis sampah ditemui, mulai dari sterofoam, puntung rokok, sandal, pampers, dan tali rafia. Sampah yang paling banyak ditemui adalah sampah plastik kemasan, botol minuman, dan sedotan.

Swietenia menjelaskan jika jenis sampah yang ditemui juga dapat mengindikasi asal dari sampah. Dengan kata lain banyaknya sampah plastik kemasan, botol minuman, dan sampah sedotan kebanyakan berasal dari aktivitas wisatawan di sekitar pantai.

Tim dari Seangle, Divers Clean Action, dna KFC Indonesia kerja bakti membersihkan bagian Pantai Tanjung Karang, Sulawesi Tengah.Kompas.com/Silvita Agmasari Tim dari Seangle, Divers Clean Action, dna KFC Indonesia kerja bakti membersihkan bagian Pantai Tanjung Karang, Sulawesi Tengah.
"Seperti sedotan, ini dipakai mungkin hanya lima menit. Namun kemudian terbuang ke laut, menjadi makro plastik dan memengaruhi biota laut," jelas Swietania.

Sampah Bukan Cuma Soal Keindahan

Jika berlibur tidak ada salahnya untuk mulai mencari tahu, bagaimana akhir dari perjalanan sampah yang Anda hasilkan. Bukan cuma soal mengganggu keindahan, aktivis kini ramai memerangi sampah laut di perairan Indonesia.

"Selama kami menyelam mencari sampah dari kedalama 5-18 meter, yang kami temui macam-macam sampah. Paling aneh pernah ketemu kulkas, pernah juga ketemu bathub (bak mandi). Itu kami temui di perairan Kepulauan Seribu," kata Swietania.

Baca juga: 3 Ton Sampah Diangkut dari Pulau Bunaken

Menjadi wisatawan yang peduli akan wisata berkelanjutan sebenarnya tidak sulit. Bijak dalam memilah dan menggunakan barang jadi hal paling dasar.

Tim dari Seangle, Divers Clean Action, dna KFC Indonesia kerja bakti membersihkan bagian Pantai Tanjung Karang, Sulawesi Tengah.Kompas.com/Silvita Agmasari Tim dari Seangle, Divers Clean Action, dna KFC Indonesia kerja bakti membersihkan bagian Pantai Tanjung Karang, Sulawesi Tengah.

"Sebelum pergi direview (ulas) apa barang yang bisa didaur ulang dan tidak bisa. Bawalah peralatan makan sendiri da botol minum jadi tidak menggunakan yang sekali pakai," kata Swietenia.

Lantas jika sampai di tempat berlibur dan tidak melihat adanya tempat sampah atau tempat pembuangan akhir sampah. Simpanlah sampah bawaan sendiri.

"Untuk tahu apakah suatu daerah ada sistem bank sampah yang baik atau tidak, setidaknya dengan melihat pengepul yang memilah dan membawa sampah," kata Swietenia.

Indonesia dinyatakan sebagai negara terbesar kedua penyumbang sampah plastik di laut dunia menurut data Jambeck (2015). Dalam satu tahun, diperkirakan ada 1,3 juta ton sampah yang berakhir di perairan Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

Travel Update
8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com