Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah yang Sering Dihubungkan Mistis, 3 Goa Jepang di Indonesia

Kompas.com - 24/10/2018, 19:38 WIB
Silvita Agmasari,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jepang menduduki Indonesia selama 3,5 tahun. Saat itulah Jepang banyak membuat bungker atau menempati goa yang sebelumnya memang telah dibuat Belanda, atau bahkan goa alami.

Lewat dari masa penjajahan, bekas bungker Jepang ini masih dapat ditemui di berbagai daerah di Indonesia. Akrab disebut dengan 'Goa Jepang' di daerah.

Kesan mistis seringkali melekat pada Goa Jepang, padahal sebenarnya ada sisi sejarah yang menarik untuk disimak. Mengikuti napak tilas perjuangan kemerdekaan Indonesia. Inilah tiga Goa Jepang tersohor di Indonesia:

1. Goa Jepang di Bandung, Jawa Barat

Lokasinya berada di Taman Hutan Ir. Juanda di Bukit Dago Pakar, Bandung. Menurut catatan sejarah, kawasan Tahura sebenarnya adalah bekas situs purbakala. Ditemukan berbagai artefak peradaban manusia prasejarah enam ribu tahun silam di Tahura.

Selain situs purbakala, di Tahura juga terdapat Goa Jepang atau lebih tepatnya Goa Belanda karena Jepang mengambil alih goa ini dari Belanda.

Goa ini berjarak 300 meter dari pintu utama awalnya dibuat di tahun 1812. Ruangnya diperbanyak tahun 1918 dan dimaksimalkan fungsinya di 1941. Ada 15 cabang lorong di goa, tiga diantaranya menghubungkan dengan pintu masuk.

Gua bersejarah di Taman Hutan Raya Ir. H Juanda, Bandung.KOMPAS.com/Dhanang David Aritonang Gua bersejarah di Taman Hutan Raya Ir. H Juanda, Bandung.
Awalnya goa ini didesain sebagai terowongan air untuk menggerakkan turbin di PLTA Bengkok (sekarang). Di atas terowongan ini pun terdapat kolam penampungan air. Mengingat letaknya yang strategis, fungsinya dirubah sebagai pusat telekomunikasi.

Lalu menjadi pusat penyimpanan senjata dan mesiu setelah diambil alih tentara Jepang. Di sini bida ditemui ruang-ruang tempat tahanan, dan radio komunikasi. Goa ini tembus ke bagian belakang bukit yang menjadi jalan tembus ke Maribaya.

Selain mengambil alih Goa Belanda, Jepang juga membangun goa lain pada 1942. Bentuknya lebih alami dan lebih kecil. Konon goa ini dikerjakan dengan sistem romusha alias kerja paksa pribumi, sehingga menelan banyak korban.

Ahmed, pemandu wisatawan menjelaskan fungsi ruang dan bentuk lubang di wisata Lobang Jepang di Taman Panorama, Bukittinggi, Sumatera Barat, Minggu (30/4/2017). Lobang Jepang saat ini dibuka untuk umum sebagai tempat wisata, dengan total panjang 1,5 kilometer yang dapat dijelajah wisatawan.KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Ahmed, pemandu wisatawan menjelaskan fungsi ruang dan bentuk lubang di wisata Lobang Jepang di Taman Panorama, Bukittinggi, Sumatera Barat, Minggu (30/4/2017). Lobang Jepang saat ini dibuka untuk umum sebagai tempat wisata, dengan total panjang 1,5 kilometer yang dapat dijelajah wisatawan.
2. Lobang Jepang di Bukittinggi, Sumatera Barat

Terowongan yang dibuat Jepang 60 meter di bawah Kota Bukittinggi, Sumatera Barat ini lebih akrab disebut Lobang Jepang oleh warga lokal. Lobang Jepang merupakan wisata andalah di Bukittinggi, dengan total 1,5 kilometer terowongan yang dibuka untuk umum, sisanya ditutup pemerintah.

Untuk masuk ke Lobang Jepang ada dua pintu masuk, satu dari Taman Panorama dan yang ke dua dari pintu masuk samping jalan raya yang mengarah ke Ngarai Sianok.

Lobang Jepang saat ini bukan bentuk asli, karena sudah dibangun pemerintah daerah. Dindingnya disemen, bagain alas diberi konblok dan diberi pencahayaan lampu listrik.

Ada 21 lorong di Lobang Jepang yang dahulu difungsikan sebagai barak tentara, ruang sidang, kamar komando, pintu penyergapan, pintu pelarian, sampai dapur pembantaian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Travel Update
Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Travel Update
Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Travel Update
Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut 'Flare' di Gunung Andong

Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut "Flare" di Gunung Andong

Travel Update
Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Travel Tips
Taman Burung-Anggrek di Papua: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

Taman Burung-Anggrek di Papua: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

Travel Update
5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

Jalan Jalan
4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com