Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nepal Tutup Pendakian Gunung Everest karena Virus Corona

Kompas.com - 14/03/2020, 12:20 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

Sumber AFP


KOMPAS.com – Pemerintah Nepal melarang pendakian semua gunung yang ada di wilayahnya, termasuk Gunung Everest, mulai Jumat (13/3/2020).

Langkah itu diambil untuk mengatasi pandemik virus corona yang jadi tantangan berat untuk industri pariwisata. Sejauh ini, Nepal mengonfirmasi sudah ada satu kasus positif corona.

Setiap tahunnya, Nepal bisa mendapatkan lebih dari 4,4 juta dollar AS dari izin pendakian dan pengatur ekspedisi.

Baca juga: 10 Fakta Menarik tentang Gunung Everest

Dilansir dari AFP, selain menunda semua izin pendakian, Nepal juga menghentikan pemberian visa on arrival pada para wisatawan.

"Pemerintah memutuskan untuk menunda semua ekspedisi di musim semi dan melarang izin di waktu dekat ini," ujar Menteri Pariwisata Budaya dan Penerbangan Nepal, Yogesh Bhattarai.

"Keputusan ini akan kembali diulas setelah kami selesai menganalisis skenario global sepanjang satu bulan ke depan," lanjutnya.

Baca juga: Perjalanan Dua Perempuan Indonesia yang Disebut Jokowi Mencapai Puncak Gunung Everest

Para pengatur ekspedisi dan pelaku industri Nepal mengatakan, setelah China menetapkan penutupan akses dari sisi mereka, langkah ini bisa dibenarkan tapi pasti akan mengakibatkan bencana finansial.

Nepal yang masih berusaha bangkit dari gempa bumi yang terjadi pada 2015 sebenarnya berharap bisa menarik sekitar dua juta turis pada 2020 untuk pertama kalinya. 

Furtenbach Adventures, penyelenggara ekspedisi yang berbasis di Amerika Serikat, misalnya, membatalkan rencana mereka untuk memindahkan markas mereka dari China ke Nepal.

"Ini adalah berita yang menyedihkan untuk kami dan para klien kami yang telah berlatih selama berbulan-bulan untuk pendakian tahun ini,” ujar Lukas Furtenbach, pengatur ekspedisi ini seperti tertera dalam rilis di AFP.

Baca juga: Banyak Sampah, Base Camp Everest di Tibet Ditutup untuk Umum

Dua perempuan Indonesia pertama dari Tim WISSEMU berhasil mencapai Puncak Gunung Everest pada Kamis (17/5/2018). DOK. Tim WISSEMU Dua perempuan Indonesia pertama dari Tim WISSEMU berhasil mencapai Puncak Gunung Everest pada Kamis (17/5/2018).
Setiap musim semi, ratusan pendaki asing dan staf pendukungnya mendirikan tenda di kaki gunung Everest serta beberapa puncak lainnya.

Karena udara yang sangat tipis di ketinggian ini, bernapas akan jadi suatu kesulitan. Hal itu akan menambah resiko jika terjadi outbreak di kalangan para pendaki.

"Kami mengerti konsekuensi jika terjadi outbreak corona di base camp para pendaki. Sayangnya, kami harus setuju ini adalah keputusan yang tepat untuk saat ini,” lanjutnya.

Baca juga: China Berencana Kembangkan Wisata Everest di Perbatasan Tibet

 

Nepal hanya memberikan lima izin pendakian saja pada musim ini, tapi bukan pendakian ke Gunung Everest.

Gunung Everest biasanya mampu menarik ratusan pendaki gunung dari seluruh dunia setiap musim semi, atau saat udara sedang bagus antara akhir April hingga akhir Mei.

Pada periode yang sama tahun lalu saja, ada sekitar 885 orang yang mendaki puncak Everest. 664 di antaranya berasal dari Nepal dan 241 sisanya dari Tibet.

Baca juga: 6 Tips Mendaki Everest...

 

Pada musim yang ramai tersebut, sekitar 11 orang meninggal di Gunung Everest.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Jalan Jalan
5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

Travel Update
[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

Travel Update
8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com