Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gibran Rakabuming Ubah Restoran Jadi Cloud Kitchen di Masa Pandemi, Seperti Apa?

Kompas.com - 31/05/2020, 06:12 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi virus corona membuat semua bisnis terhantam sehingga perekonomian tersendat. Hal ini juga berdampak pada industri makanan dan minuman.

Kendati demikian di tengah situasi seperti ini masih banyak peluang yang dapat dilakukan pelaku bisnis makanan dan minuman, khususnya pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Gibran Rakabuming, pelaku bisnis makanan dan minuman bercerita bagaimana ia dapat mempertahankan bisnis makanannya dengan cara menerapkan konsep cloud kitchen.

"Di tengah musibah ini, kita juga bisa lho. Misalnya brand Mangkok Ku kita masih bisa lho berekspansi buka dua cabang. Tapi konsepnya cloud kitchen," kata Gibran dalam telekonferensi bersama Krista Exhibitions bertajuk "Recovery of the Food & Beverage Industry After Covid-19", Rabu (20/5/2020) malam.

Baca juga: 6 Protokol New Normal untuk Restoran dari World Travel & Tourism Council

Cloud Kitchen sendiri merupakan restoran dengan konsep yang hanya menawarkan layanan pesan antar tanpa menyediakan fasilitas makan di tempat.

Gibran menuturkan konsep-konsep baru seperti ini dapat terus dikembangkan bagi para pelaku bisnis makanan dan minuman.

Oleh sebab itu, ia menyatakan bahwa musibah bukan lah suatu penghalang melainkan menjadi semangat untuk selalu berinovasi.

Makanan di Mangkok Ku.Kompas.com / Yana Gabriella Wijaya Makanan di Mangkok Ku.

"Kalau brand saya kebanyakan tetap butuh dine in, karena makan itu kan kita datang ke kafe atau restoran itu kan sebuah experience. Jadi kalau cloud kitchen ini sifatnya saya kira hanya sementara untuk survive di masa ini," ujarnya.

Baca juga: 7 Makanan Legendaris di Jakarta, Sekarang Bisa Diantar ke Rumah

Ia juga memberi catatan bahwa cloud kitchen biasanya mudah dilirik jika restoran tersebut sudah dikenal masyarakat luas.

Selain itu, pelanggan cloud kitchen dikatakan Gibran merupakan orang-orang yang membutuhkan pelayanan makanan secara cepat.

"Mereka ini orang-orang yang quick lunch, enggak ribet, enggak bikin meja kerja kotor, inginnya cepat-cepat. Ya karena itu, cloud kitchen ini kita gunakan untuk masa survive saja," terangnya.

Ilustrasi UMKM makanan dan minuman.Dokumentasi Biro Komunikasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ilustrasi UMKM makanan dan minuman.

Selain itu, Gibran juga menyarankan alternatif lain untuk UMKM dapat bertahan di tengah pandemi dengan cara beralih ke digital dan mengutamakan kebersihan.

Baca juga: Bantuan untuk UMKM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Disiapkan Selama Corona

"Contohnya, kan biasanya banyak di pinggir jalan itu jualan ayam geprek ya. Itu karena masa-masa Covid-19 ini sebaiknya minyak diganti sesering mungkin. Nah, hal-hal seperti ini yang kadang pelaku UMKM itu enggak engeh," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com