YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Presidium Paguyuban Kawasan Malioboro Sujarwo mengatakan, paguyuban pedagang kaki lima, kuliner, dan pedagang kecil lain di kawasan Malioboro, Yogyakarta, kompak meminta pemerintah daerah tak memperpanjang pembatasan.
"Dampaknya kepada teman-teman pelaku usaha di kawasan Malioboro," kata dia kepada Kompas.com, Jumat (22/1/2021).
Menurut Sujarwo, pihak yang terdampak pembatasan ternyata tak hanya pedagang kaki lima, tetapi juga toko, mal, becak, andong, dan asongan.
Baca juga: Pengunjung Malioboro Sepi Saat PPKM, Lesehan Pilih Tutup
Ia melanjutkan, penurunan itu rata-rata di atas 80 persen. Bahkan, sebagian pedagang kaki lima yang buka sore dan malam hari sudah tak berjualan sejak kebijakan diterapkan.
Sujarwo pun telah meminta kepada Pemerintah DIY untuk tidak lagi memperpanjang pembatasan.
Ia berpendapat, cukup dengan penegakkan disiplin protokol kesehatan dan penerapan sanksi. Dengan begitu, pedagang dapat berjualan lagi seperti sedia kala.
"Kita sudah minta ke Pemerintah DIY untuk tidak memperpanjangPengetatan Secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PTKM)," ujar Sujarwo.
"Jadi yang penting penegakkan disiplin protokol kesehatan. Tak diperpanjang, tapi penegakkan disiplin protokol kesehatan ini yang lebih ditegaskan," tutur dia.
Baca juga: PPKM di Jawa-Bali, Kunjungan Wisatawan di Yogyakarta Anjlok
Menurutnya, pedagang sudah siap kalau memang melanggar satu dua kali akan mendapat peringatan, dan yang ketiga mendapat sanksi. Yang penting adalah para pedagang bisa kembali berjualan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.