Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turis Indonesia Tak Boleh Nyetir di Pulau Jeju, Ini Opsi Transportasi Lainnya

Kompas.com - 22/06/2023, 16:59 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pulau Jeju adalah salah satu destinasi wisata populer di Korea Selatan. Pulau ini terdiri dari bentang alam yang indah dan tempat wisata buatan yang menarik. 

Untuk mengeksplorasi Jeju, Deputy Director Global Marketing Department Jeju Tourism Organization, Ian (Kangil) RHEE, menyarankan wisatawan untuk sewa mobil agar bisa leluasa. 

"Kami biasanya merekomendasikan wisatawan untuk menyewa mobil supaya bisa berkendara sendiri dan lebih leluasa mengelilingi Jeju," kata Kangil dalam konferensi pers Korea Tourism Seminar Jeju Island 2023 di Jakarta, Rabu (21/6/2023).

Baca juga: Tempat Favorit Idol K-Pop di Pulau Jeju, Pernah Dikunjungi Jimin BTS

Sayangnya, kata dia, wisatawan asal Indonesia tidak diperbolehkan untuk menyetir kendaraan di Jeju dan Korea Selatan. 

Alasannya adalah karena surat izin mengemudi (SIM) internasional dari Indonesia memiliki perbedaan konversi dengan yang dikeluarkan oleh polisi di Korea Selatan.

Oleh karena itu, orang Indonesia hanya bisa menyewa mobil, tapi tidak dapat mengendarainya. 

"Ini karena SIM internasional Indonesia berbeda konversi dengan yang dikeluarkan oleh kepolisian Korea. Jadi untuk menyewa kendaraan boleh, tapi harus dengan driver setempat," tutur dia. 

Baca juga: Tempat Favorit Idol K-Pop di Pulau Jeju, Pernah Dikunjungi Jimin BTS

Transportasi yang direkomendasikan di Jeju

Lebih lanjut, Kangil mengungkapkan bahwa transportasi publik yang ada di Jeju bisa dikatakan bukan kendaraan umum yang terbaik jika dibandingkan dengan kota-kota besar di Korea Selatan, seperti Seoul. 

Ilustrasi halte bus di Pulau Jeju, Korea Selatan. Shutterstock/Phuong D. Nguyen Ilustrasi halte bus di Pulau Jeju, Korea Selatan.

Untuk bus umum, misalnya, memiliki interval yang relatif lebih sulit dan lama dibandingkan bus yang ada di Seoul. Jarak waktunya bisa 15-20 menit karena lokasinya berjauhan, terutama untuk mencapai tujuan-tujuan wisata yang ada di pulau Jeju.

"Kalau mau keliling pulau atau misalnya ke bagian selatan, kami ada bus tapi tidak terlalu sering lewatnya dan tidak pasti," kata dia. 

Lantas, kendaraan apa yang lebih disarankan?

Kangil menjelaskan, ada tiga pilihan yang bisa dimanfaatkan oleh wisatawan Indonesia. Tergantung dari lamanya waktu dan bujet yang dimiliki. 

Baca juga:

Menurutnya, jika wisatawan tinggal dalam waktu lama misalnya 10 hari, tidak masalah jika ingin naik transportasi umum seperti bus, karena memiliki banyak waktu. Namun jika waktunya terbatas, ia lebih menyarankan untuk sewa taksi harian. 

"Tapi misalnya kamu hanya tinggal di Jeju untuk 3-4 hari saja dan harus mengunjungi banyak tempat, saya merekomendasikan untuk lebih baik sewa taksi seharian, meski lebih mahal," kata dia. 

Untuk sewa taksi, biayanya berkisar antara 30-40 Dollar Amerika (Rp 450.000-Rp 600.000) per hari, sudah termasuk bensin dan keperluan lainnya. Menurut Kangil, taksi menjadi opsi terbaik untuk keliling Jeju dalam waktu relatif singkat. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com