KOMPAS.com - Terumbu karang menjadi salah satu daya tarik bawah laut dan pemikat mata para penyelam.
Sayangnya, beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab justru merusak keindahan terumbu karang tanpa melakukan rehabilitasi.
"Seperti ini (banyak yang rusak) kondisi karang, dia (karang) punya peran tapi dia mengalami tekanan (dari tindakan yang destruktif) yang cukup besar," kata Anggota Divisi Pengelolaan Sumber Daya Yayasan Terumbu Karang Indonesia, Idris dalam pameran Gebyar Wisata Nusantara, (10/6/2023).
Baca juga:
Idris pun mengungkapkan ada beberapa tindakan yang biasanya menyebabkan terumbu karang menjadi rusak. Berikut beberapa tindakan tersebut:
Menurut Idris salah satu penyebab terbesar kerusakan terumbu karang adalah adanya tindakan penangkapan ikan yang tidak bertanggung jawab.
Salah contoh penangkapan ikan yang tidak bertanggung jawab, kata dia, adalah penggunaan pukat atau trawl yang biasanya mengeruk tidak hanya ikan tapi juga biota laut lainnya.
"Trawl itu kalau lihat sekali dia beroperasi apa yang ada di dasar itu akan dia keruk semua tanpa terkecuali. Itulah yang paling merusak," ujarnya.
Baca juga: Tips Snorkeling di Karimunjawa, Jangan Sampai Rusak Terumbu Karang
Kemudian, tindakan yang merusak terumbu karang lainnya, lanjut Idris adalah, penggunaan bom untuk menangkap ikan.
Menurut dia, ledakan bom akan membuat terumbu karang mengalami kerusakan parah atau bahkan mati hingga harus ditanamkan yang baru.
Baca juga: Terumbu Karang di Derawan Bakal Direhabilitasi
Sementara, perlu waktu bertahun-tahun untuk menumbuhkan terumbu karang yang baru di tanam.
"Bahkan ada yang tumbuhnya satu tahun itu cuma 1 sentimeter," ungkapnya.
Tindakan paling merusak terumbu karang lainnya adalah kapal yang menabrak terumbu karang.
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Idris pada tahun 2020, total ada tiga kapal yang menabrak terumbu karang.
Baca juga: Bangsring Underwater Banyuwangi, Ekowisata Terumbu Karang Karya Nelayan Lokal
Salah satu dari kejadian itu, kata dia, telah merusak terumbu karang sebesar enam kali lapangan sepak bola di Gelora Bung Karno (GBK).
"Membuat kerusakannya sebesar enam kali luas lapangan sepak bola. Kebayang ya Senayan (GBK) ada di bawah laut dan jumlahnya ada enam," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.View this post on Instagram
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya