KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempunyai tradisi yakni mengenakan baju adat dari berbagai daerah di Indonesia saat menyampaikan pidato kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR RI, yang digelar pada 16 Agustus setiap tahunnya.
Tradisi unik Jokowi tersebut dimulai sejak 2017, atau tahun ketiga periode pertama menjabat sebagai kepala negara. Sebelumnya, Jokowi ataupun presiden terdahulu memakai setelan jas formal.
Baca juga:
Tak hanya Jokowi, Ibu Negara Iriana Jokowi, wakil presiden, para menteri, sejumlah anggota MPR-DPR-DPRD, serta pimpinan lembaga juga turut mengenakan baju adat Nusantara.
Momentum pakaian adat tersebut, selalu dinantikan oleh masyarakat karena memberikan suguhan warna-warni unik khas Nusantara.
Kompas.com merangkum baju adat Jokowi saat pidato kenegaraan dari tahun ke tahun.
Baju adat Bugis, Sulawesi Selatan, adalah pakaian adat yang pertama kali dikenakan Jokowi saat menyampaikan pidato kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR 2017.
Bugis, Sulawesi Selatan, merupakan tempat kelahiran Jusuf Kalla, yang masih kala itu menjabat sebagai wakil presiden. Sebaliknya, Jusuf Kalla mengenakan baju adat Jawa, yang merupakan tanah kelahiran Jokowi.
Ide bertukar baju adat tersebut merupakan ide Jokowi sendiri, seperti disampaikan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Teten Masduki, dikutip dari Kompas.com (16/8/2017).
Melalui pertukaran baju adat tersebut, Jokowi dan Jusuf Kalla ingin menunjukkan kekompakan serta memberi teladan bagi masyarakat untuk senantiasa menghayati nilai-nilai kemerdekaan.
Setelah absen mengenakan baju adat pada pidato kenegaraan 2018, Jokowi kembali mengenakan pakaian adat pidato kenegaraan 2019. Adapun baju adat yang dikenakan Jokowi saat menyampaikan pidato kenegaraan 2019 adalah baju adat Sasak, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kala itu, Jokowi mengenai baju adat Sasak berwarna coklat, dengan bawahan songket kombinasi warna hitam, emas, dan oranye. Sementara, keris tampak terpasang di bagian depan pakaian.
"Jadi tata busana yang dipakai Pak Jokowi itu adalah busana seorang pemimpin atau dalam bahasa Lombok disebut Datu atau Raja," kata Datu Siledendeng Lombok, H Lalu Muh Putria, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (17/8/2019).
Baju adat Sasak yang dikenakan Jokowi dilengkapi dengan mahkota, yang disebut asapuk. Sementara itu, bawahan songket yang dikenakan Jokowi bermotif Subahnale, yang merupakan songket dengan pembuatan sangat rumit dan membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan motif lainnya.
Baca juga:
Jokowi melanjutkan tradisi mengenakan baju adat Nusantara pada periode kedua kepemimpinannya. Saat menyampaikan pidato kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR 2020, kepala negara memilih baju adat Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baju adat yang dikenakan Jokowi didominasi warna hitam, dengan sedikit corak kuning keemasan, berdasarkan informasi dari Kompas.com (16/8/2020). Warna gelap sengaja dipilih kepala negara karena menggambarkan suasana Indonesia yang tengah berduka akibat pandemi Covid-19 yang merenggut ribuan korban jiwa.
Selain itu, Jokowi ingin mengenalkan baju adat Sabu Raijua, NTT yang belum banyak dikenal, sehingga masyarakat Indonesia mengenal lebih banyak keragaman suku.
Pertimbangan lainnya adalah baju adat Sabu Raijua, NTT, mencerminkan prinsip egaliter, lantaran tidak digunakan untuk kelas sosial atau upacara tertentu saja. Semua kalangan, mulai dari rakyat kecil hingga bangsawan, dapat mengenakan pakaian adat itu dalam acara apa pun.