Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-pandemi, 92 Persen Turis Indonesia Pilih Liburan ke Asia Pasifik

Kompas.com - 18/12/2023, 21:03 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seiring dengan bangkitnya tren perjalanan pasca-pandemi Covid-29 atau kerap disebut revenge travel, lembaga survei Global Travel Intentions Study 2023 mencatat sekitar 92 persen wisatawan nusantara cenderung memilih negara di Asia Pasifik sebagai destinasi wisata.

"Berdasarkan studi kita (Visa), 92 persen orang Indonesia lebih (memilih berwisata) ke negara-negara di Asia Pasifik. Adapun negara tujuan yang menjadi favorit yaitu Singapura, Jepang, Malaysia, dan Australia," ucap Presiden Direktur Visa Indonesia, Riko Abdurrahman saat Contactless Talk “Traveling Pascapandemi: Emang Boleh Sefleksibel itu?” di Jakarta Selatan, Senin (18/12/2023).

Baca juga: Tren Slowcation Diprediksi Banyak Dicari Tahun Depan, Apa Itu?

Ia melanjutkan, dalam setahun rata-rata wisatawan nusantara melakukan perjalanan wisata sebanyak dua kali. Menariknya, tutur Riko, ada beberapa alasan kenapa mereka berwisata.

"Sekitar 58 persen motivasinya (berwisata) untuk relaksasi atau healing, 45 persen mau mencoba hal baru, 34 persen karena mau belanja, dan 33 persen karena ingin berpetualang," jelas Riko.

Sementara itu, tambahnya, sebagian besar periode perjalanan wisatawan nusantara berlangsung dari Januari 2023 hingga Maret 2023.

Baca juga:

Suka wisata yang fleksibel

Jalan Letjen Suprapto, Kota Semarang bakal ditutup karena acara SNC di Kota Lama SemarangKOMPAS.COM/Muchamad Dafi Yusuf Jalan Letjen Suprapto, Kota Semarang bakal ditutup karena acara SNC di Kota Lama Semarang

Menurut paparan Riko, salah satu dampak pandemi Covid-19 terhadap gaya berwisata seseorang adalah, wisatawan cenderung mengutamakan fleksibilitas, kebebasan memilih, dan bepergian secara mandiri.

Menurut survei Global Travel Intentions Study 2023, 84 persen wisatawan lebih memilih wisata secara mandiri atau setengah mandiri, dibanding mengikuti paket tur.

Hal tersebut lantaran wisatawan lebih mengutamakan kebebasan. Maka dari itu, jika berwisata secara mandiri, otomatis wisatawan bisa melakukan perubahan spontan saat berwisata.

Baca juga: Investasi Hijau dan Berkelanjutan Jadi Tren Pariwisata Tahun 2024

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com