Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerakan Wisata Pendakian Bebas Sampah Mulai Digencarkan demi Kelestarian Alam

Kompas.com - 05/03/2024, 17:05 WIB
Dian Ade Permana,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Gerakan wisata alam bebas sampah mulai gencar digaungkan, terutama di jalur pendakian dan perkemahan di gunung-gunung Indonesia.

Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 (PSLB) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Rosa Vivien Ratnawati, mengajak masyarakat untuk tidak menghasilkan sampah di tempat wisata.

"Termasuk di Taman Nasional atau kawasan konservasi alam lain, seperti gunung-gunung. Indonesia yang sudah terkenal dengan keindahan alamnya, diupayakan tidak ada sampah," kata dia.

Baca juga: Tips Berkunjung ke Ubudnya Wonogiri di Jatipurno, Jangan Buang Sampah

Pernyataan  itu Rosa sampaikan usai penutupan Zero Waste Adventure Camp di kawasan wisata alam Taman Nasional Gunung Merbabu, di Kalipasang Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang, Minggu (3/3/2024).

Oleh karena itu, sambung dia, perlu edukasi kepada masyarakat untuk tidak mengasilkan sampah di tempat wisata.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

Dia mengungkapkan kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2024.

"Dengan tujuan menciptakan generasi dengan budaya baru dalam beraktivitas di alam bebas tanpa sampah. Kegiatan bermanfaat ini berlangsung selama 3 hari dari tanggal 1 sampai 3 Maret 2024," jelasnya.

Edukasi wisatawan untuk sebisa mungkin tak hasilkan sampah

Rosa menambahkan, kegiatan ini bertujuan untuk membangun budaya baru aktivitas bertualang di Indonesia tanpa menghasilkan sampah.

"Kami mengedukasi kepada para pencinta alam untuk tidak menghasilkan sampah di tempat wisata Taman Nasional ini. Karena kita sering mendapatkan berita, ketika pencinta alam ini naik gunung, tetapi menghasilkan sampah. Kita tidak mau sperti itu," kata dia.

Gerakan wisata pendakian bebas sampah mulai digaungkan dengan kelestarian alamKOMPAS.com/Ist Gerakan wisata pendakian bebas sampah mulai digaungkan dengan kelestarian alam

Dengan format kegiatan yang dilaksanakan di alam bebas, semua peserta mendapat kesempatan untuk menginap selama dua malam menggunakan tenda.

Bahan makanan dan minuman yang dipakai untuk penyediaan konsumsi, tidak menggunakan kemasan plastik, sehingga tidak menimbulkan sampah non-organik.

"Selama berkemah itu, para remaja pencinta alam diajari naik gunung dan berkemah tetapi tidak menghasilkan sampah. Meski memasak makanan di tempat, tetapi tetap tidak menghasilkan sampah karena bahan-bahan yang digunakan memasak dari bahan yang dibawa tidak dikemas dengan plastik," kata Rosa.

Baca juga: Aneka Tantangan Wisata Gunung, dari Sampah hingga Pengelolaan Kunjungan

Menurut dia, pola pikir masyarakat harus diubah dengan tidak lagi melakukan metode kumpul, angkut, dan buang, melainkan mengurangi sampah.

"Ke depannya, diharapkan kegiatan seperti ini rutin setahun tidak hanya sekali diselenggarkan di taman-taman konservasi yang lain di Indonesia. Supaya Indonesia bersih dari sampah (zero waste)," katanya.

Mengenai kondisi sampah di Indonesia saat ini, ditargetkan tahun 2025 semua sampah terkelola 100 persen. Dari jumlah itu, 30 persen sampah terkurangi dan 70 persen tertangani.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

Travel Update
Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

Travel Update
5 Hotel Dekat Yogyakarta International Airport, 5 Menit dari Bandara

5 Hotel Dekat Yogyakarta International Airport, 5 Menit dari Bandara

Hotel Story
Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara pada Maret 2024 Capai 1,04 Juta

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara pada Maret 2024 Capai 1,04 Juta

Travel Update
4 Tips Solo Traveling dengan Motor, Pastikan Kendaraan Siap

4 Tips Solo Traveling dengan Motor, Pastikan Kendaraan Siap

Travel Tips
6 Tips Wisata Hemat ke Kepulauan Gili Lombok NTB

6 Tips Wisata Hemat ke Kepulauan Gili Lombok NTB

Travel Tips
Wahana dan Fasilitas Wisata di Kampoeng Anggrek Kediri

Wahana dan Fasilitas Wisata di Kampoeng Anggrek Kediri

Jalan Jalan
Kampoeng Anggrek Kediri: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Anggrek Kediri: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com