KOMPAS.com - Peraturan baru telah diterapkan bagi para pendaki yang ingin mencapai puncak tertinggi di dunia, Gunung Everest.
Mereka sekarang diwajibkan untuk membawa turun kotoran mereka dari puncak gunung sebagai upaya untuk mengurangi polusi di area tersebut.
Dengan biaya pendakian mencapai lebih dari 35.000 dollar AS, para pendaki harus menyesuaikan daftar barang bawaan mereka untuk memenuhi peraturan baru ini.
Baca juga: Pendaki Gunung Everest Wajib Pakai Chip Pelacak demi Keselamatan
Masalah kotoran manusia di Everest menjadi perhatian serius bagi pihak berwenang setelah melihat dampak buruknya terhadap lingkungan gunung.
Wakil presiden pertama Everest Summiteers Association Diwas Pokhrel menggambarkan bahwa kondisi kotoran manusia di puncak gunung sangat memprihatinkan dan mencemari lingkungan.
Lihat postingan ini di Instagram
Dengan jumlah izin pendakian yang dikeluarkan oleh Nepal mencapai rekor 478 pada tahun lalu, masalah kotoran makin memburuk.
Seiring dengan meningkatnya jumlah pendaki, kondisi gunung yang keras juga menyebabkan proses penguraian kotoran menjadi terganggu.
Melansir CNNTravel, Kamis (25/03/2024) Jinesh Sindurakar dari Asosiasi Pendaki Gunung Nepal memperkirakan sekitar 1.200 orang akan mendaki Everest pada musim ini.
Setiap orang diperkirakan menghasilkan 250 gram kotoran setiap harinya selama mereka berada di kamp-kamp yang lebih tinggi untuk mencapai puncak.
Baca juga: Gunung Everest Berbau Tidak Sedap akibat Kotoran Manusia
Untuk mengatasi hal ini, setiap pendaki akan diberikan dua kantong kotoran yang dapat digunakan berulang kali dan mengandung bahan kimia untuk memadatkan kotoran manusia serta membuatnya tidak berbau.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya lebih luas untuk mengurangi dampak pariwisata di Himalaya.
Sebuah inisiatif yang dipimpin oleh Angkatan Darat Nepal telah berhasil menyingkirkan 35.708 kilogram sampah dan plastik dari beberapa puncak termasuk Everest, Lhotse, Annapurna, dan Baruntse.
Ketua kotamadya pedesaan Pasang Lhamu, Mingma Sherpa, menyatakan bahwa aturan baru ini diperkenalkan karena keluhan tentang keberadaan kotoran manusia di area sekitar puncak gunung.
Dengan suhu ekstrem di Everest, kotoran yang ditinggalkan tidak dapat terurai sepenuhnya, menyebabkan masalah kesehatan bagi pendaki dan merusak citra gunung tersebut.
Melansir BBC.com, Kamis (28/03/2024) Dalam upaya untuk mengelola limbah manusia dengan lebih baik, sekitar 8.000 kantong kotoran telah disiapkan untuk musim pendakian yang akan datang.