Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Populasi Komodo di Taman Nasional Komodo Bertambah pada 2023

Kompas.com - 03/04/2024, 17:16 WIB
Nansianus Taris,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi


LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Balai Taman Nasional Komodo mencatat populasi komodo di Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, meningkat pada 2023.

Kepala BTNK, Hendrikus Siga, mengatakan, populasi Komodo bertambah 240 ekor pada 2023 menjadi 3.396 ekor.

"Populasi Komodo tahun 2023 tertinggi dalam enam tahun terakhir. Jumlah Komodo terus meningkat sejak 2018 hingga 2021. Jumlahnya menurun pada 2022, tetapi kembali naik pada 2023," jelas Hendrikus Rabu siang

Ia membeberkan, pada 2018 populasi Komodo di TN Komodo ada 2.897. Populasinya bertambah pada 2019 menjadi 3.022 ekor, kemudian 2020 ada 3.163, PADA 2021 ada 3.303 dan pada 2022 ada 3.156.

Baca juga:

Kapal Wisata di Labuan Bajo Sudah Boleh Berlayar ke TN Komodo

15 Kapal Pesiar dari Luar Negeri Angkut 11.912 Pengunjung ke TN Komodo, Januari-Maret 2024

Ia menjelaskan, naik turunnya populasi Komodo adalah suatu hal yang wajar terjadi di alam liar.

"Selama tidak terjadi kenaikan drastis yang terjadi selama beberapa tahun berturut turut atau penurunan terus menerus, maka tidak perlu ada kekhawatiran ataupun euforia yang berlebihan," jelasnya.

Peningkatan populasi komodo karena banyak faktor

Hendrikus mengatakan, peningkatan jumlah populasi Komodo di Taman Nasional Komodo terjadi larena sejumlah faktor, antara lain banyak Komodo betina yang bereproduksi pada beberapa tahun sebelumnya. Selain itu, tingkat keberhasilan hidup anakan juga cukup tinggi.

Kemudian, faktor lainnya adalah ketersediaan hewan yang menjadi mangsanya.

"Tentunya juga bisa disebabkan oleh ketersediaan pakan yang memadai," terang Hendrikus.

Baca juga:

Bandara Komodo Akan Berkelas Internasional, Fasilitas Sudah Mendukung

Tak Cuma di Labuan Bajo, Wisata Komodo Juga Ada di Manggarai Timur

Ia menambahkan, untuk mengetahui faktor yang paling mempengaruhi peningkatan populasi Komodo tentunya diperlukan penelitian yang intensif.

Namun karena sekarang ini tidak ada kondisi yang mengkhawatirkan, maka kajian tersebut belum menjadi prioritas.

Meskipun begitu, pemantauan rutin terkait kondisi pakan, aktifitas reproduksi betina tetap dilakukan oleh pihak Balai Taman Nasional secara rutin setiap tahunnya, sebagaimana merupakan kewajiban dan tanggung jawab Balai Taman Nasional Komodo.

Hal itu, disebutkan Hendrikus sebagai upaya antisipasi jika terjadi hal-hal yang perlu mendapat perhatian dengan segera.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com