Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indeks Kinerja Pariwisata Indonesia Peringkat Ke-22 di Dunia

Kompas.com - 27/05/2024, 20:08 WIB
Krisda Tiofani,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Kinerja Pariwisata Indonesia menempati peringkat ke-22 menurut Travel and Tourism Development Index (TTDI) oleh World Economic Forum (WEF) yang dirilis pada Selasa (21/5/2024).

"Saya bangga banget karena kali ini kita menargetkan peringkat ke-29, tetapi kita berhasil menuju 20 besar. Ini merupakan peringkat gemilang," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dalam Weekly Brief with Sandiuno, Senin (27/5/2024).

TTDI menilai indeks dari kepariwisataan negara-negara dunia dengan skor tertentu melalui kebijakan di sektor pariwisata.

Sandiaga mengatakan, Indonesia sudah berhasil berada di level dunia melalui prioritisasi, travel and tourism social economic impact, demand sustainability, keindahan alam, dan budaya yang kaya.

Baca juga: Bali Maritim Tourism Hub, Gerbang Penghubung Pariwisata di Indonesia Timur

Daftar ini menunjukkan peringkat kinerja pariwisata Indonesia yang berada di atas Belgia, Selandia Baru, dan Turkiye.

Sandiaga mengatakan, Singapura menjadi satu-satunya saingan Indonesia dalam indeks kinerja pariwisata dunia di Asia Tenggara. Sementara di lingkup Asia, Indonesia bersaing dengan China, Jepang, dan Korea Selatan.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

Meski demikian, pencapaian ini disambut positif oleh Sandiaga, mengingat peringkat Indonesia melesat 10 lebih atas dibandingkan sebelumnya di peringkat 32.

"Tetapi, kita tidak boleh berpuas diri karena WEF ini menilai setiap dua tahun," ujar Sandiaga.

Destinasi superprioritas

Menurut Sandiaga, kebijakan destinasi superprioritas menjadi faktor terbesar peningkatan indeks kinerja pariwisata ini.

Danau Toba, salah satu Destinasi Super Prioritas (DSP).Shutterstock Danau Toba, salah satu Destinasi Super Prioritas (DSP).

Hal itu dilihat dari adanya kebijakan pariwisata meliputi pembangunan destinasi hingga penentuan libur bersama, yang membuat kinerja pariwisata Indonesia melampaui negara tertangga, seperti Thailand, Filipina, Vietnam, dan Malaysia.

Meski mendapatkan pencapaian besar, Sandiaga menegaskan bahwa masih ada PR pariwisata Indonesia yang harus dikerjakan.

Baca juga: Menyoal Polemik Pungutan Dana Pariwisata

"PR besarnya adalah kesehatan dan kerbesihan, lalu jaringan internet di destinasi wisata, termasuk di Likupang yang belum ter-cover oleh digital coverage," ungkap dia.

Selanjutnya, menurut Sandiaga, masih ada infrastruktur yang juga perlu ditingkatkan dan kebijakan lainnya, termasuk visa bebas kunjungan.

"Ini bukti bahwa kebijakan kita lebih tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu. Dibuktikan bukan hanya oleh peningkatan, tetapi juga kunjungan wisman, pergerakan wisnus, serta investasi dan kesejahteraan masyakarat yang meningkat dan pertumbuhan ekonomi," tutup Sandiaga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com