Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perubahan Iklim Disebut Belum Tentu Berdampak pada Turbulensi Pesawat

Kompas.com - 31/05/2024, 08:45 WIB
Krisda Tiofani,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pengamat penerbangan Alvin Lie memperkirakan, jenis turbulensi cuaca cerah menimpa pesawat Singapore Airlines Boeing 777-300ER bernomor penerbangan SQ321 yang melakukan pendaratan darurat di Thailand, Selasa (21/5/2024).

Menurut dia, jenis turbulensei cuaca cerah (clear air turbulence) yang menimpa pesawat tersebut kemungkinan besar terjadi mendadak dan tidak terdeteksi di radar sehingga pilot tak bisa menghindarinya.

Baca juga: Usai Turbulensi Fatal, Singapore Airlines Ubah Aturan Makan di Pesawat

Turbulensi atau ketidakstabilan atmosfer pada pesawat ini kemudian banyak dikaitkan dengan perubahan iklim.

Pasalnya, turbulensi tak hanya disebabkan oleh gumpalan awan, melainkan bisa juga disebabkan oleh perubahan suhu udara yang tidak stabil dan badai petir.

Namun, Alvin menuturkan bahwa turbulensi belum tentu berkaitan dengan perubahan iklim.

"Sebetulnya, belum ada bukti-bukti ilmiah yang mengkaitkan perubahan iklim dengan turbulensi," ungkap Alvin ketika dihubungi Kompas.com pada Kamis (23/5/2024).

Baca juga:

9V-SWM, Boeing 777-300ER Singapore Airlines yang alami turbulensi hebat pada Selasa (21/5/2025).Wikimedia Commons 9V-SWM, Boeing 777-300ER Singapore Airlines yang alami turbulensi hebat pada Selasa (21/5/2025).

"Perubahan iklim ini hanya mengacaukan yang seharusnya sudah masuk musim hujan, tetapi masih tetap panas, dan sebaliknya," tambah Alvin.

Jadi, kemungkinan besar hanya ada masa atau waktu turbulensi yang berubah. Sementara itu,  intensitas turbulensinya belum tentu dipengaruhi perubahan iklim.

Alvin mencontohkan salah satu jenis turbulensi, yakni turbulensi cuaca cerah, yang disebabkan oleh perubahan arah angin dan kecepatan angin, serta pertemuan angin dari dua arah berbeda.

Kategori turbulensi cuaca cerah tak selalu ekstrem. Bisa jadi ringan dan sedang.

Bila terjadinya ekstrem, turbulensi yang diperkirakan terjadi pada Singapore Airlines ini memang sulit dihindari. Akibatnya, pilot harus melakukan pendaratan darurat segera setelah turbulensi terjadi.

Baca juga:

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com