Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengelolaan KBS Gandeng Internasional

Kompas.com - 23/01/2014, 13:10 WIB
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya berkomitmen menerapkan standar internasional dalam mengelola dan memperbaiki Kebun Binatang Surabaya. Pemerintah Amerika Serikat, China, dan Jepang dikabarkan siap membantu, terutama dalam bentuk pendampingan.

”Saya mengajak negara lain ikut bekerja sama,” kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Rabu (22/1/2014), di Surabaya. Pemerintah Kota Surabaya mendapat izin sebagai lembaga konservasi dari Kementerian Kehutanan untuk mengelola KBS.

Ketiga negara yang siap membantu itu memiliki kantor konsulat jenderal di Surabaya sehingga mudah digandeng. Pemerintah AS, misalnya, siap mendatangkan tenaga ahli konservasi dan memasok suplai makanan satwa. Semua dilakukan sukarela demi kepentingan konservasi.

Menurut Rismaharini, dengan menerapkan standar internasional, semua prosedur pengelolaan KBS mengacu aturan kebun binatang di dunia, terutama aspek pengamanan satwa dan kondisi kandang. Negara-negara maju yang diajak bekerja sama diharapkan memberi masukan berdasarkan pengalaman mereka.

”Upaya awal yang harus dilakukan saat ini mengevaluasi sumber daya manusia di KBS bersama tim dari Universitas Airlangga Surabaya,” kata Rismaharini. Penyegaran juga dengan mencari pegawai baru.

Menyejahterakan satwa

Evaluasi jumlah dan kondisi satwa segera dilakukan. Hasilnya jadi pertimbangan Pemkot Surabaya menyusun anggaran perbaikan fasilitas agar kesejahteraan satwa lebih terjamin.

Keamanan kandang yang direncanakan, antara lain pemasangan kaca pada dinding kandang bagi satwa tertentu agar pengunjung tak memberi makan sembarangan. Perbaikan kandang mendesak sehingga satwa terlindungi, kematian ditekan.

Berdasarkan data Perusahaan Daerah Taman Satwa KBS, sepanjang 2013 ada 229 ekor satwa mati. Angka itu turun dibanding tahun 2012 dengan 292 ekor, 2011 (315), dan 2010 (269). Kematian terbanyak pada 2007, yakni 528 ekor.

Menurut Manajer Humas KBS Agus Supangkat, hewan koleksi KBS ada 3.484 ekor dari 203 jenis. Meskipun sejumlah spesies lebih populasi, seperti pelikan dan komodo, KBS kehilangan beberapa spesies, yakni bison dan jaguar karena mati.

Awal Januari 2014, pengelolaan KBS kembali disorot karena kematian tiga satwa, yakni gnu, singa, dan kambing gunung. Pihak KBS melaporkan kematian singa jantan bernama Michael kepada Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya. Michael yang mati tergantung tali sling timah di kandang dinilai tak wajar.

Dua pekan sejak kematian satwa itu belum ada tersangka yang ditetapkan. Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Surabaya AKBP Farman mengatakan, pihaknya masih menunggu keterangan saksi ahli dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jatim untuk menentukan wajar tidaknya kematian itu. ”Kami sudah panggil saksi, tapi belum datang. Penyelidikan juga menunggu hasil laboratorium patologi Universitas Airlangga,” kata Farman. (DEN/ILO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com