Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"High Tea" dan "Afternoon Tea" Itu Berbeda

Kompas.com - 09/09/2014, 16:04 WIB
KOMPAS.com - Belakangan, tren melakukan jamuan minum teh di sore hari ala Inggris atau afternoon tea tengah naik daun di Jakarta. Beberapa kedai teh, restoran, hingga hotel berbintang lima, menawarkan menu afternoon tea. Lazimnya, afternoon tea terdiri dari teh dan makanan ringan yang disusun di nampan susun tiga atau three tier.

Namun, istilah "high tea" juga muncul di tengah maraknya tren "afternoon tea". Hanya saja, istilah "high tea" disamakan dengan konsep "afternoon tea". Padahal "high tea" dan "afternoon tea" adalah dua hal yang berbeda.

"Ini asalnya dari Inggris. High tea dan afternoon tea itu beda banget. Afternoon tea sering juga disebut low tea, ini kaitannya dengan meja," ungkap ahli teh, Ratna Somantri.

Sebelumnya ia menjelaskan dua jenis meja yaitu meja makan (dining table) dan meja kopi (coffee table). Meja kopi lebih pendek daripada meja makan, karena memang fungsinya bukan untuk tempat makan makanan berat, tetapi untuk tempat menaruh teh atau kopi. Sementara meja makan lebih tinggi karena fungsinya untuk tempat makan.

"Afternoon tea itu pakai coffee table yang pendek. Makanya disebut low tea," tutur Ratna.

Dari sejarahnya, afternoon tea merupakan kebiasaan para bangsawan Inggris di tahun 1800-an. Kebiasaan ini dikenalkan seorang putri bangsawan bergelar Duchess of Bedford. Menurut Ratna, di saat itu, afternoon tea disajikan di antara jam tiga sampai empat sore.

"Tidak terlalu sore. Untuk menemani minum teh, mereka bikin makanan yang tidak mengenyangkan dan kecil-kecil, seperti finger sandwich (roti lapis ukuran kecil), kue tart yang kecil-kecil," jelas Ratna.

Jadi, lanjutnya, setelah afternoon tea pun, tidak merasa kekenyangan. Sebab setelah itu masih ada makan malam. Selain itu, ungkap Ratna, semua peralatan yang digunakan cantik-cantik.

Teh sendiri baru masuk ke Inggris di tahun 1700-an. Saat itu, jelas Ratna, kebiasaan minum teh sudah ada tetapi tidak sampai dijadikan sebuah tradisi seperti afternoon tea.

"Minum teh ya minum teh saja," ungkap Ratna.

Karena pada saat itu teh sedang populer di kalangan bangsawan, maka teh yang dipilih untuk jeda di antara makan siang dan makan malam. Oleh karena itu, afternoon tea lebih menekankan pada lifestyle atau gaya hidup dibanding tehnya itu sendiri.

"Beda dengan upacara minum teh di Jepang misalnya, yang lebih menitikberatkan ya pada tehnya itu sendiri. Kalau afternoon tea lebih seperti kita bertemu lalu acara sosialisasi sambil minum teh dan makan makanan kecil. Makanya semua peralatannya cantik-cantik," jelas Ratna.

Sedangkan high tea berkaitan dengan para pekerja buruh pabrik. Ratna mengungkapkan di abad 18 merupakan masa revolusi industri di Inggris. Saat itu bermunculan pabrik-pabrik. Para buruh yang pulang dari pabrik sekitar jam 4 sampai 5 sore. Mereka pulang dengan kondisi lapar.

"Masa itu, mereka makan malam jam 8. Dan karena budaya minum teh sangat kuat, jadi mereka minum teh dengan makanan yang lebih mengenyangkan, seperti makan malam. Makanannya misalnya pie daging. Secara tampilan tidak cantik kan, soalnya pakai jeroan," kata Ratna.

Berbeda dengan afternoon tea yang segala sesuatunya tampil lebih cantik. Selain itu, afternoon tea tidak mengenyangkan, sementara high tea menggunakan makanan yang mengenyangkan, sehingga tidak perlu makan malam lagi.

"Kalau high tea karena makan makanan berat seperti makan malam saja, makannya di dining table (meja makan), jadi di high table. Beda dengan afternoon tea yang mejanya lebih rendah makanya sering disebut juga low tea," tutur Ratna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com