Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istana Kuning di Kota Beringin

Kompas.com - 24/01/2015, 13:16 WIB
SEBULAN terakhir, perhatian publik tertuju ke Kotawaringin Barat, khususnya Pangkalan Bun. Di sinilah basis utama pencarian korban dan badan pesawat AirAsia QZ 8501. Isu paling mutakhir adalah mencuatnya nama Kotawaringin Barat dalam penangkapan pejabat Komisi Pemberantasan Korupsi.

Akan tetapi, lupakan sejenak kedua hal itu! Mari menelusuri sisi-sisi mengasyikkan dari daerah di pesisir selatan Pulau Kalimantan ini.

”Kudirikan Negeri Sukabumi Kutaringin Baru Pongkalan Bu’un untuk Anak-anakku, Cucu-cucuku, Keturunanku, dan Orang-orang yang Mau Berdiam di Negeriku dalam Pengkuan Kesultanan Kutaringin”

Kalimat itu bagian dari tulisan kuning pada papan hijau berpigura di dinding kayu balai pehadiran Istana Indrasari Karaton Lawang Kuning Bukit Indra Kencana (Istana Kuning) di Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.

Itulah amanah Pangeran Ratu Sultan Imannudin (Sultan IX) saat mendirikan tiang sangga buana pada Djamadil Awal 9 Hari Bulan 1221 Hijriah (27 Juli 1806) untuk memulai pembangunan istana baru sekaligus menyatakan ibu kota pemerintahan Kutaringin dipindahkan ke Pongkalan Bu’un (Pangkalan Bun).

Istana bermodel bangunan panggung itu selesai dibangun pada 1811. Istana itu dibuat dari kayu ulin atau dikenal dengan kayu besi yang amat tahan cuaca dan rayap. Istana itu pernah diperbaiki pada 1981-1982.

Sayangnya, pada 22 Desember 1986 pukul 10.00, istana itu hangus terbakar. Istana dari kayu ulin, yang amat kokoh dari gempuran angin dan hujan serta serangan rayap, takluk dilalap si jago merah. Istana dibangun kembali dengan bahan yang sama mulai 3 Oktober 2000, dan hingga kini belum dianggap selesai. Sebab, antar-bangunan tidak menyatu. Balai pengagungan dan pedapuran belum ada.

Meskipun bernama Istana Kuning, nyaris tidak satu pun bagian bangunan yang dicat kuning. Warna itu justru terdapat di kain latar dinding dan lemari serta gorden karaton lawang, payung, panji, dan bendera kesultanan, serta sejumlah pusaka di ruang tersebut.

”Kuning mungkin dipilih sebagai warna kesultanan ini karena mendekati warna emas yang adalah lambang kemakmuran,” kata M Syairani, pemandu wisata Istana Kuning.

Warna emas terdapat pada deretan meriam di depan bangunan pusat pemerintahan satu-satunya kesultanan di Kalimantan Tengah ini. Di halaman juga ada prasasti silsilah Kesultanan Kutaringin.

Istana Kuning berdiri pada lahan seluas lebih kurang 2.000 meter persegi di pusat kota Pangkalan Bun. Di salah satu sisinya berderet rumah kayu yang dihuni kerabat kesultanan. Karena berada di pusat kota, istana mudah dijangkau dengan angkutan umum (taksi, ojek, mikrolet) dan kendara pribadi.

Area parkir cukup luas. Di sini ada papan informasi tata cara masuk istana. Di papan itu dicantumkan nomor telepon seluler pemandu. Pemandunya bernama Gusti M Nasar Halil, Bahransyah, dan M Syairani. Tanpa pemandu, pengunjung tidak bisa masuk menikmati istana.

Pemandu amat ramah dan dengan sabar menerangkan seluruh aspek Istana Kuning. Tak ada tarif atau retribusi untuk masuk kawasan ini. Juga tak ada tarif bagi pemandu. Jika ingin memberi, berilah dengan ikhlas dan sukarela untuk perawatan istana dan honor pemandu.

Filosofi

Tiang-tiang dalam istana penuh ukiran. Salah satu motif ialah daun dan bunga teratai dan pakis di guci atau belanga. Guci adalah simbol hati. Dalam guci ada air yang memberi kehidupan. Bentuk daun teratai dan pakis yang keluar dari guci menyerupai air mancur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com