“Temanya ini kan menggalang potensi holtikultura. Kita ingin bersyukur atas hasil pertanian melimpah, khususnya durian. Kita juga gelar lomba dinas tanaman dan holtikultura lain kayak salak, manggis yang diikuti 152 kelompok,” kata Rusdiana.
Durian yang ditampilkan dalam festival semuanya durian lokal yang mempunyai nilai dan tampilan yang bagus. Panitia tidak mengakomodir adanya durian impor dari wilayah lain, apalagi dari negara lain. Kegiatan yang didukung Dinas Pertanian Jawa Tengah itu juga melombakan kelompok buah dari berbagai wilayah di Jawa Tengah.
Setelah dilakukan penyeleksian terhadap hasil karya, beberapa buah unggulan produk daerah menjadi juara. Kelompok durian lokal terbaik misalnya disabet durian dari Kabupaten Wonosobo. Sementara buah duku diraih Kabupaten Karanganyar, buah manggis diraih Kabupaten Magelang dan buah alpukat dimenangkan Kabupaten Cilacap. “Kalau buah salak, kita tak ada juaranya. Karena buah yang masuk di kami tidak ada kriteria yang pas,” sebutnya.
Salah satu pengunjung Salam (25) mengaku senang dengan lomba yang ada. Banyak pilihan makanan dan hiburan yang bisa dinikmati para pengunjung. Hanya saja, acara tidak dibuka langsung oleh wali kota, sehingga dirasa kurang menarik. “Tahun kemarin itu dibuka pak Wali kemudian keliling ke stan durian. Kalau ini tidak keliling, tapi cuma lebih banyak saja,” katanya.
Festival yang digelar hingga Minggu (8/3/2015) ini masih menunggu lomba buah durian terbesar, dan durian terberat. Sementara ini untuk lomba makan durian baru 100 orang yang mendaftar ke panitia. Mereka membayar Rp 50.000 untuk cepat-cepatan makan durian.