“Memang, filosofinya permainan ini adalah membangun sebuah kebersamaan. Artinya, dalam kehidupan sehari-hari, kita harus merajut kebersamaan serta saling membantu,” terang koordinator komunitas Bondowoso Hill Of Java, Sinung Sudrajat, kepada KompasTravel, Sabtu (21/3/2015).
Dalam sekali pertandingan, olahraga ini dimainkan oleh lima tim sekaligus, dan mereka harus menempuh jarak 25 meter sekali jalan. Tim yang dinyatakan menang, apabila telah mencapai garis finish dan menyentuh sebuah bola yang telah digantung di seutas tali.
Sinung menceritakan, olahraga ini sudah berlangsung secara turun temurun, namun saat itu hanya untuk melepas penat. “Jadi berdasarkan cerita warga sekitar, olahraga ini dimainkan oleh mbah buyut sejak dulu. Biasanya setelah dari sawah, mereka capek bekerja lalu mengambil sebuah batang pohon pisang kemudian diceburkan ke aliran sungai, dan mereka balapan. Ini menunjukkan bahwa warga disini sangat guyub dan kompak dalam kehidupan sehari-harinya,” katanya.
Menurut Deny, diperlukan sebuah strategi khusus agar batang pohon pisang tidak berputar. “Tadi saja saya sempat tenggelam, karena gedebungnya berputar,” katanya.
Hal senada disampaikan peserta lainnya, Budi. "Diperlukan kesabaran dan strategi dalam olahraga ini. Kalau gak sabar, kemudian maunya pingin sampai duluan, pasti akan tenggelam. Gedebungnya itu licin karena basah, pasti berputar kalau salah strategi," ujarnya.
Sinung berharap kepada Pemerintah Kabupaten Bondowoso, agar olahraga ini dikembangkan. “Kami kira, olahraga ini bisa jadi potensi pariwisata yang bisa ditawarkan kepada wisatawan. Untuk itu, pemkab harus memberikan perhatian dan mempromosikan olahraga ini,” tambahnya.