Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inikah Maskapai Penerbangan Terburuk di Dunia?

Kompas.com - 08/09/2015, 16:04 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

Sumber foxnews

KOMPAS.com - Maskapai penerbangan Korea Utara, Air Koryo mendapatkan peringkat terburuk di dunia selama empat tahun berturut-turut. Peringkat tersebut diberikan oleh lembaga konsultan yang berbasis di Inggris, SkyTrax. Lebih dari 180 penerbangan termasuk ke dalam sistem pemeringkatan bintang lima, yang secara luas dianggap sebagai patokan dunia standar maskapai penerbangan.

Situs berita FoxNews menggambarkan alasan penyebab AirKoryo mendapat peringkat terburuk yaitu saat aturan "dilarang memotret" dilanggar penumpang, seorang pramugari bisa saja langsung mengambil kamera penumpang itu dan menghapus foto. Selain itu, perilaku meremas koran bergambarkan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un juga akan mendapatkan teguran yang tidak ramah atau bahkan lebih dari itu.

Namun beberapa ahli dan penumpang yang sering menaiki Air Koryo tidak setuju dengan predikat "terburuk di dunia". Mereka mengatakan pada FoxNews bahwa Air Koryo adalah moda transportasi yang unik tetapi cukup handal. SkyTrax, lanjut mereka, memberikan peringkat berdasarkan pelayanan dan tidak aman.

"Ini sedikit lucu, sebenarnya. Air Koryo jelas bukan maskapai terburuk di dunia," kata perwakilan agen perjalanan Koryo Grup, Simon Cockerel.

Koryo Grup adalah agen perjalanan yang berkantor di Beijing, Tiongkok, yang fokus menggarap destinasi Korea Utara. Perusahaan ini tidak ada hubungan dengan Air Koryo meskipun Cockerel bersama wisatawannya sering menggunakan maskapai tersebut.

Cockorel mengatakan kelemahan maskapai penerbangan Air Koryo menjadi fokus perhatian SkyTrax. Ia menyebutkan kelemahan tersebut seperti petugas kabin yang tidak dapat berbahasa dengan baik, tidak ada majalah dalam pesawat, makanan yang tak mendapatkan penghargaan apapun, berada di dalam pesawat tua, dan pendingin pesawat yang meneteskan air ke penumpang.

"Ini bukan (maskapai) Emirates. Pengalaman terbang bersama Air Koryo memang tak umum seperti maskapai lainnya," katanya dengan membandingkan dengan maskapai penerbangan berbintang empat, Emirates Airlines.

Untuk hiburan di dalam penerbangan hanya tersedia kelompok penyanyi perempuan, Moranbong, yang menyanyikan lagu pujian untuk Kim Jong Un atau kartu Korea Utara yang ditampilkan pada layar di langit-langit kabin. Pada penerbangan dua jam dari Beijing, terdapat makanan yang menyerupai hamburger.

EPA/Mirror Bandara internasional baru Pyongyang resmi beroperasi pada Rabu (1/7/2015).


Sebenarnya, empat buah armada pesawat yang digunakan pada penerbangan internasional milik maskapai ini tergolong baru, diperoleh pada tahun 2008. Praktek yang longgar seperti tidak mengumumkan saat pesawat akan mendarat atau lepas landas dan tidak ada demonstrasi prosedur keamanan sebelum lepas landas, merupakan masa lalu. Terminal bandara yang baru adalah sebuah kemajuan, bahkan tersedia business-class lounge. Bandingkan dengan gedung sebelumnya yang seperti gudang.

Pada saat yang sama, menjadi maskapai yang membawa nama negara yang dijauhi banyak negara-negara Barat tidak baik untuk citra maskapai ini. Air Koryo hanya menyediakan rute penerbangan internasional yaitu Beijing, Shanghai dan Shenyang di Tiongkok, dan Vladivostok di Rusia.

"Saya tidak yakin bahwa saya pernah melihat atau mendengar referensi bahwa Air Koryo adalah maskapai yang tidak aman, hanya memang layanannya buruk," kata seorang pilot maskapai penerbangan dan penulis Ask The Pilot blog, Patrick Smith dalam sebuah surat elektronik ke Associated Press (AP) sebelum peringkat terbaru keluar.

"Segala sesuatu tentang Korea Utara dipandang sebagai semacam lelucon berjalan, jadi kita mungkin harus berharap bahwa maskapai yang terlihat seperti ini juga, benar atau salah," katanya yang mengaku belum pernah terbang dengan Air Koryo.

Smith mencatat bahwa armada Air Koryo menggunakan armada buatan Rusia yaitu TU-204s dan AN-148s. Hal tersebut mungkin tidak senyaman pesawat buatan Amerika Serikat atau Eropa. Perbandingan itu, katanya, tidak sehat.

Pendiri dan Direktur Aviation Safety Network, Harro Ranter, Harro Ranter mengatakan satu-satunya kecelakaan fatal yang menimpa Air Koryo terjadi pada tahun 1983 ketika maskapai itu masih bernama CAAK. Aviation Safety Network adalah yayasan swasta independen yang telah menyusun deskripsi rinci lebih 10.700 insiden, pembajakan dan kecelakaan akan sejak tahun 1950-an.

Ranter memperingatkan bahwa 32 tahun tanpa kecelakaan fatal tidak berarti sebuah maskapai penerbangan yang aman.

"Sebuah faktor besar dalam keamanan sebuah maskapai penerbangan adalah kemampuan negara untuk melakukan pengawasan keselamatan yang tepat, tingkat penerapan standar penerbangan internasional dan peraturan," katanya dalam sebuah email kepada AP.

"Ini sangat sulit untuk menentukan peringkat penerbangan berdasarkan keselamatan. Tingkat standar keselamatan udara dunia telah meningkat secara signifikan selama bertahun-tahun, sehingga setiap membandingakan jumlah kecelakaan atau kematian adalah hal yang tidak mungkin," lanjutnya.

Namun, ia mencatat dari data yang tersedia, Korea Utara mencetak di atas rata-rata dunia pada sebagian besar aspek dalam audit dari tingkat penerapan standar penerbangan internasional dan peraturan yang dilakukan oleh Civil Aviation Organization pada tahun 2008.

"Jika hasil ini masih berlaku, tidak ada alasan untuk menganggap bahwa Air Koryo tidak aman," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 Legaran Svarnadvipa di Tanah Datar Sumbar, Pertunjukkan Seni untuk Korban Bencana

Legaran Svarnadvipa di Tanah Datar Sumbar, Pertunjukkan Seni untuk Korban Bencana

Travel Update
Pengalaman ke Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung, Menyejukkan Mata

Pengalaman ke Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung, Menyejukkan Mata

Jalan Jalan
Taman Sejarah Bandung: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Taman Sejarah Bandung: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Antik Cikapundung di Bandung Naik DAMRI dan Angkot

Cara ke Pasar Antik Cikapundung di Bandung Naik DAMRI dan Angkot

Travel Tips
Larangan 'Study Tour' Disebut Tak Berdampak pada Pariwisata Dieng

Larangan "Study Tour" Disebut Tak Berdampak pada Pariwisata Dieng

Travel Update
Daftar Tanggal Merah dan Cuti Bersama Juni 2024, Bisa Libur 4 Hari

Daftar Tanggal Merah dan Cuti Bersama Juni 2024, Bisa Libur 4 Hari

Travel Update
Ada Anggapan Bali Dijajah Turis Asing, Menparekraf Tidak Setuju

Ada Anggapan Bali Dijajah Turis Asing, Menparekraf Tidak Setuju

Travel Update
Ada Kecelakaan Bus 'Study Tour' Lagi, Sandiaga: Akan Ada Sanksi Tegas

Ada Kecelakaan Bus "Study Tour" Lagi, Sandiaga: Akan Ada Sanksi Tegas

Travel Update
Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Relasi Ambarawa-Tuntang Juni 2024

Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Relasi Ambarawa-Tuntang Juni 2024

Travel Update
Itinerary 2 Hari 1 Malam di Badui Dalam, Bertemu Warga dan ke Mata Air

Itinerary 2 Hari 1 Malam di Badui Dalam, Bertemu Warga dan ke Mata Air

Itinerary
3 Aktivitas di Taman Sejarah Bandung, Nongkrong Sambil Belajar Sejarah

3 Aktivitas di Taman Sejarah Bandung, Nongkrong Sambil Belajar Sejarah

Jalan Jalan
Rute Naik Angkot ke Taman Sejarah Bandung dari Gedung Sate

Rute Naik Angkot ke Taman Sejarah Bandung dari Gedung Sate

Travel Tips
Hotel Accor Meriahkan Java Jazz 2024 dengan Kuliner dan Hiburan

Hotel Accor Meriahkan Java Jazz 2024 dengan Kuliner dan Hiburan

Travel Update
787.900 Turis China Kunjungi Indonesia pada 2023, Sebagian ke Labuan Bajo

787.900 Turis China Kunjungi Indonesia pada 2023, Sebagian ke Labuan Bajo

Travel Update
4 Aktivitas yang bisa Dilakukan di Hutan Kota Babakan Siliwangi

4 Aktivitas yang bisa Dilakukan di Hutan Kota Babakan Siliwangi

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com