Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Bali Keluhkan Praktik "Jual Beli Kepala" di Bisnis Pariwisata

Kompas.com - 06/01/2016, 08:40 WIB
Kontributor Denpasar, Sri Lestari

Penulis

DENPASAR, KOMPAS.com - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengeluhkan praktik "jual beli kepala" dalam bisnis pariwisata yang hingga kini masih terjadi di Bali. "Masih ada praktik-praktik 'jual kepala'. Masih saja ada sampai sekarang," kata Mangku Pastika, di Denpasar, Selasa (5/1/2016).

Gubernur Pastika menjelaskan bahwa praktik 'jual beli kepala' wisatawan adalah di mana pemandu wisatawan atau guide akan melakukan praktik mengambil keuntungan kepada wisatawan untuk biaya perjalanan wisata di Bali karena biro perjalanan wisata atau travel agent tidak membiayai.

"Tahu nggak 'jual beli kepala'? Jadi, guide itu diserahi wisatawan tanpa dikasih duit. Travel hanya bayar air fair dan kamar hotel. Perjalanan wisata di Bali, makan dan lainnya diserahkan kepada guide-nya," tambah Pastika.

Jadi, menurut Pastika, guide akan membawa wisatawan tersebut ke tempat-tempat yang mahal karena akan mendapat tips uang dari restoran maupun tempat wisata karena mampu membawa wisatawan yang banyak.

Hal ini dianggap merugikan dan menurunkan kualitas pariwisata di Bali karena mencari keuntungan sendiri tanpa memikirkan dampaknya. "Kualitas pariwisata kita makin lama makin merosot. Karena praktik 'jual beli kepala' itu," keluh Pastika.

Karena itu, lanjut Pastika, guide melakukan praktik jual beli kepala untuk membiayai perjalanan wisata wisatawan yang sudah membayar paket wisata ke travel agent. Sementara travel agent memberikan pekerjaan kepada guide untuk mencari cara sendiri saat melayani wisatawan.

Istilah berbagi rezeki antara travel agent dan guide ternyata melahirkan praktik "jual beli kepala" yang masih menjadi problem pemerintah daerah dan akan segera mencari solusi terbaik guna menjaga kualitas pariwisata di Bali yang sudah mendunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com