Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggur Buleleng Pun Terangkat Derajatnya

Kompas.com - 26/06/2016, 15:24 WIB

WAJAH Putu Subrata (39) berseri. Tangannya menyisihkan daun yang menutupi bulir anggur hijau. ”Usianya sudah 80 hari. Dipanen biasanya pada usia 100 sampai 110 hari,” kata Putu, sapaan Putu Subrata, saat bersua di kebun anggurnya pada Minggu (12/6/2016).

Putu adalah petani anggur generasi kedua di Desa Gerokgak, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, sekitar 125 kilometer arah barat laut Kota Denpasar, Bali. Ayahnya juga petani anggur. Jikalau dahulu mereka menanam anggur alphonso yang berwarna ungu kehitaman, ia kini menanam anggur muscat yang berwarna hijau terang.

Anggur alphonso menjadi kebanggaan petani di Buleleng sejak akhir 1980-an. Bahkan anggur ungu kehitaman itu sampai dikenal sebagai anggur buleleng. Kebun anggur menyebar di sisi kiri dan kanan sepanjang ruas jalan Seririt-Gilimanuk itu. Namun, kejayaan anggur khas Buleleng itu hanya bertahan hingga tahun 2000-an.

Putu menuturkan, mereka pernah menanam anggur alphonso di kebun seluas 6 hektar. ”Petani menanam anggur dengan harapan bisa memiliki sapi yang banyak,” ujarnya.

”Namun, kenyataannya, kebun anggur yang memakan sapi kami. Sapi milik petani anggur habis terjual untuk mempertahankan kebun anggurnya,” lanjutnya.

Ketika produksi anggur berlimpah, harga anggur merosot. Harga anggur di Buleleng, menurut Putu, pernah menyentuh Rp 150 per kilogram.

Selain harga yang rendah, petani juga terlilit utang kepada tengkulak atau pengijon demi kebun anggur mereka itu. Lambat laun kebun anggur di Buleleng menghilang. Petani kembali membuka sawah dan menanam padi atau tanaman palawija lain.

Putu dan keluarganya masih mempertahankan beberapa bidang kebun anggur. Sejak 2010, Putu mengganti varietas anggur di kebunnya dari anggur alphonso menjadi anggur muscat. Lahan kebun seluas 1,3 hektar yang dikelola Putu bersama kakaknya, Ketut Semara Giri, kini dipenuhi tanaman merambat dengan buah berwarna hijau terang itu.

Harga anggur mencapai Rp 5.000 per kilogram. Hasil produksi anggur per 1 are (100 meter persegi), menurut Putu, masih sekitar 225 kilogram. ”Dahulu pernah mencapai 250 kilogram per are,” katanya.

Bahan ”wine”

Anggur muscat dan anggur alphonso merupakan bahan baku pembuatan minuman anggur (wine). Putu bersama sekitar 130 petani anggur di Gerokgak, Seririt, dan sekitarnya yang berhimpun dalam kelompok petani anggur Asteroid Vineyards menjadi pemasok buah anggur segar untuk PT Sababay Industry, perusahaan wine di Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali. Sababay berasal dari nama Pantai Saba di Blahbatuh, Gianyar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat 'Long Weekend'

Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat "Long Weekend"

Travel Update
Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Hotel Story
3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com