Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pameran Seni di Gresik Bakal Rutin Digelar Setiap Oktober

Tidak hanya meliputi seni rupa, namun agenda yang digelar pada 21-27 Oktober 2017 ini, juga melibatkan beberapa kesenian lain. Mulai dari teater, seni tari, musik, sastra, komik, hingga film, meskipun untuk ‘sajian utama’ tetap bertumpu pada seni lukis dan fotografi.

“Ini merupakan agenda kedua kami setelah tahun lalu di bulan yang sama kami juga menggelar agenda serupa di sini (WEP). Sama, tahun lalu juga kami gelar selama satu minggu. Bedanya untuk kali ini kami melibatkan lintas kesenian, tidak hanya seni rupa seperti tahun lalu,” ujar Aris ‘Daboel’ Sulistianto, selaku ketua pelaksana.

Para peserta yang sebelumnya didominasi seniman lokal Gresik, kini juga melibatkan banyak seniman dari luar kota.

“Pada awal pelaksanaan memang sekadar seniman dari Gresik, tapi begitu para seniman dari kota lain tahu ajang seperti ini kembali akan kami gelar, banyak di antara mereka yang ingin gabung untuk terlibat. Makanya terus kami fasilitasi,” jelasnya.

Dalam pelaksanaan pameran seni rupa kali ini, total ada sebanyak 15 seniman yang berpartisipasi. Baik seniman Kota Pudak maupun seniman yang berasal dari luar kota, mulai dari Surabaya, Jakarta, Bandung, Balikpapan, Yogyakarta, Bali, hingga Semarang. Bahkan ada yang berasal dari luar negeri, yakni Amerika Serikat.

Meski melibatkan hasil karya dari banyak seniman, lebih-lebih para seniman dari luar kota maupun luar negeri. Tidak semua seniman tersebut bisa hadir lantaran keterbatasan waktu dan jarak tempuh.

“Kalau yang dari luar kota maupun luar negeri, biasanya mereka kirim hasil karya mereka berupa file. Materi itu, kemudian kami fasilitasi dan produksi di sini sebelum dipamerkan di situ (WEP),” ucap Mufid Ma’sum, salah satu seniman Gresik yang turut berpartisipasi dan juga bertindak sebagai panitia.

Di antara sederet karya seniman lokal maupun luar kota, juga terdapat hasil karya milik Jo Cowtree. Seniman yang berdomisili di Brooklyn, New York, Amerika Serikat.

Pada agenda ini, Jo mengirim karyanya yang diberi tajuk ‘Aqua Journey’. Dengan menggunakan media digital print on luster, berukuran 110 centimeter x 140 centimeter.

“Ini membuktikan, letupan-letupan kecil yang kami gagas juga sudah mendapat perhatian dari luar Gresik. Kami berharap, agenda ini bakal bisa rutin digelar setiap Oktober agar semua menjadi tahu bahwa seniman Gresik tidak kalah eksis dengan kota-kota lain di Indonesia,” kata Aris Daboel.

Meskipun untuk urusan tersebut, panitia menyatakan hanya menfasilitasi, dengan negoisasi bisa dilakukan antara pembeli bersama seniman yang bersangkutan secara langsung.

“Cuma dari kesepakatan kami semua kemarin sebelum acara dilaksanakan, kalau ada yang laku terjual maka 25 persen disisihkan untuk keperluan acara. Karena terus terang, kami di sini juga harus bayar biaya sewa gedung selama pelaksanaan acara, dan hanya mendapatkan potongan free dua hari saat pembukaan dan penutupan saja dari pihak pengelola gedung,” terangnya.

Minimnya tontonan kesenian di Gresik yang terkenal dengan sebutan Kota Industri, lebih-lebih pada pameran seni rupa yang digabung dengan lintas kesenian lain, rupanya mendapat perhatian tersendiri dari para remaja di kota setempat.

Dari pantauan Kompas.com, agenda yang biasa digelar pada sore hingga malam hari tersebut tidak pernah sepi dari pengunjung. Terutama pengunjung dari kaum muda Kota Gresik, yang rata-rata masih banyak belum percaya di kotanya juga ada agenda semacam itu.

“Bagus-bagus karyanya, seperti lihat yang biasa ditampilkan di Surabaya, Bandung, Yogyakarta atau Bali. Semoga acara ini bisa rutin digelar setiap tahun, agar penggemar seni tahu di Gresik pun tidak kalah dengan kota-kota lain,” tutur salah satu pengunjung, Sita Yasin (20).

“Kita jadi banyak wawasan seputar kesenian, karena selain pameran seni rupa, juga ada musik, film, tari, dan masih banyak lagi. Dan tak kalah penting, selain teater, juga ditampilkan kesenian khas asli Gresik dalam agenda,” kata Daniel.

Tidak hanya diberikan berupa pengamatan, namun para pengunjung, khususnya para kaum muda diajak untuk ikut berpartisipasi secara langsung. Dari belajar menggambar untuk para bocah TK (Taman Kanak-kanak) hingga SMP (Sekolah Menengah Pertama). Dengan para siswa SMA (Sekolah Menengah Atas) ke atas, diajak untuk belajar melukis mural.

https://travel.kompas.com/read/2017/10/27/161000927/pameran-seni-di-gresik-bakal-rutin-digelar-setiap-oktober

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke