Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Yang Baru di Gresik, Wisata Keliling Bengawan Solo Naik Perahu...

Bukan perahu biasa tentunya, tetapi perahu yang telah dimodifikasi sedemikian rupa, yang mampu mengangkut setidaknya 40 orang dalam satu kali perjalanan.

Peresmian wahana wisata itu dilakukan oleh Wakil Bupati Gresik Mohammad Qosim, beserta dengan jajaran pemerintah terkait.

“Ini merupakan terobosan yang dilakukan oleh pemerintahan Desa Randuboto, yang patut diapresiasi. Sangat bagus, cukup layak untuk dicoba, karena pengunjung bisa menikmati panorama hutan mangrove dan aliran Bengawan Solo,” ujar Qosim, Jumat (22/6/2018).

Desa Randuboto sendiri terdiri dari empat dusun, yakni Randuboto, Tanjungsari, Ujungsari, dan Ujung Timur. Bila ditempuh dari pusat kota dengan perjalanan darat, berjarak sekitar 30 kilometer dari pusat Kota Gresik.

“Karena hari ini masih peresmian, maka tiket perjalanan cukup dengan menukar sampah plastik. Bisa botol minuman bekas, bisa juga kemasan makanan ringan, dan yang lain,"

"Sebab dalam peresmian ini, kami juga ingin mengingatkan kepada masyarakat Desa Randuboto secara keseluruhan untuk menjaga kebersihan sungai Bengawan Solo ini, yang kini sudah dijadikan objek wisata dan bakal dikunjungi banyak orang,” tutur Kepala Desa Randuboto, Andi Sulandra.

Sementara mulai Sabtu (23/6/2018), wahana wisata yang bakal dikelola secara mandiri oleh masyarakat setempat dalam Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). 

Masyarakat juga dikenakan biaya sebesar Rp 10.000 untuk menikmati wahana.

“Kalau rombongan siang, para penumpang hanya akan dibawa berkeliling Sungai Bengawan Solo ini sejauh empat kilometer. Sementara kalau paket rombongan malam, ada free coffee break dengan penumpang akan diajak menikmati panorama perjalanan selama dua jam,” jelas Andi.

Dengan para penumpang perahu pesiar, sudah otomatis mendapatkan fasilitas jaket pelampung, ruang pertemuan, pemandu wisata, televisi, kantin, toilet, serta peralatan sound system.

Ada juga paket makanan dan snack yang disiapkan. Setiap penumpang dikenakan biaya senilai Rp 25.000 bila mengambil opsi ini.

“Untuk makanan, tentu kami akan siapkan makanan khas dari sini, yang memang terkenal dengan penghasil seafood. Mulai bermacam ikan, olahan kepiting, kerang, dan lain-lain yang bisa dinikmati dalam kondisi masih segar,” ucap dia.

Ide awal membuat wahana ini adalah memajukan dan lebih mengenalkan Desa Randuboto kepada masyarakat luas, lewat wisata naik perahu.

Wisata kapal itu juga didasarkan untuk lebih mendekatkan masyarakat setempat agar memiliki rasa cinta dengan Sungai Bengawan Solo.

sebelumnya, sepanjang aliran sungai Bengawan Solo yang melewati Desa Randuboto bisa dikatakan cukup kumuh.

Banyak sampah yang berserakan di pinggir sungai maupun hanyut bersama aliran air.

“Dulu daerah ini memang terkenal kumuh, karena masyarakat di sini masih banyak yang buang sampah sembarangan, dan bahkan banyak juga yang membuang sampah ke sungai. Tapi saat ini saya lihat, sungai sudah bersih, pertanda mereka sudah mulai sadar,"

"Semoga ini akan tetap terjaga seterusnya,” ujar Camat Sidayu, Nuryadi.

Selain itu, dengan sadar tidak membuang sampah ke sungai Bengawan Solo, juga akan meminimalisir datangnya bahaya banjir.

“Pengen coba, melihat bagaimana sungai yang kini sudah bersih dari atas kapal (perahu pesiar). Ini tadi juga dapat tiket, dengan menukar beberapa botol plastik bekas. Hitung-hitung untuk menyenangkan anak juga,” tutur Rani (35), warga Dusun Tanjungsari.

“Bagus, bisa lihat sungai yang sudah bersih, hutan mangrove yang ada di sepanjang perjalanan. Jadi pengen naik lagi,” kata Obi (9), anak dari Rani.

Pihak desa sudah bersepakat, seterusnya khusus warga Randuboto bakal cukup menukar sampah plastik jika ingin menikmati perahu pesiar. Sementara warga luar desa, dikenakan tarif yang telah ditentukan.

https://travel.kompas.com/read/2018/06/23/070000927/yang-baru-di-gresik-wisata-keliling-bengawan-solo-naik-perahu-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke