"Ikut open trip waktu ke Nepal. Alasannya biar lebih praktis," kata Parasati (26) kepada KompasTravel, Sabtu (14/7/2018).
Banyak milenial yang beranggapan sama dengan Parasati. Misalnya Nia (29) yang beranggapan ikut open trip biaya lebih murah dan tidak perlu repot menyusun jadwal perjalanan.
Lain lagi dengan Adi (31), Ia mengatakan pertimbangan memilih open trip karena ketersediaan waktu yang singkat dalam merencanakan.
Motivasi lain juga dialami oleh Christina (23) yang berniat menemukan jodoh saat bergabung ke open trip.
Saat memilih operator open trip, rata-rata milenial mempertimbangkan rekomendasi teman. Namun ada pula yang memilih acak dengan lewat internet.
"Pilihnya random tetapi survei juga harga, review, dan komen dari para penggunanya," kata Danial (32).
Terakhir rata-rata milenial puas dengan jasa open trip yang dipilih untuk berwisata. Namun ada yang mempertimbangkan kembali atau justru tidak ingin ikut open trip di lain waktu.
"Pernah ikut, tetapi habis itu nggak mau lagi," kata Tri (26) yang merasa kurang cocok dengan tipe wisata open trip.
Tak sedikit pula milenial yang mengaku mendapatkan teman baik, bahkan jodoh lewat ikut serta dari open trip.
https://travel.kompas.com/read/2018/07/17/151700427/ini-kata-milenial-soal-liburan-menggunakan-jasa-open-trip