Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Melihat Gerak Silat dalam Tari Pisau Dua Suku Serawai nan Langka

Dua pria dewasa berdiri saling hadap dibatasi tikar pandan. Pada tikar pandan terdapat bokor kecil dilapisi kain. Pada bagian tepat di kaki kedua pria dewasa berdiri saling hadap terdapat sepasang pisau berukuran 45 sentimeter bersilangan. Kesan magis dan mencekam terpendar.

Sebentar lagi Tari Pisau Dua, sebuah tarian langka warisan budaya masyarakat Suku Serawai akan dipertunjukkan. Pertunjukan tersebut mendapat antusias ribuan warga Desa Kelurahan Pering Baru, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu.

"Ini merupakan tarian tradisi Suku Serawai yang diwariskan sejak beribu tahun lalu oleh nenek moyang. Tarian ini melambangkan kemampuan dalam bersilat di Suku Serawai, ini tari langka yang sudah jarang terlihat," kata Nahadin, salah seorang tokoh adat Serawai.

Alat musik redap kembali bertalu diiringi nyanyian berbahasa Serawai. Kedua pria dewasa saling berhadapan menjurah salam hormat nan takzim pada penonton. Gerakan kedua pria itu awalnya lambat menari dengan tangan kosong. Terlihat beberapa langkah jurus silat leluhur Serawai dimainkan.

Sekitar 2 menit tari silat tangan kosong berlangsung. Terdapat pula seorang pria dewasa lain berdiri di antara kedua pria yang menari. Pria ini bertugas mengingatkan agar kedua penari dalam bentuk silat itu tidak sampai bersentuhan fisik.

Para penari bersilat namun tanpa bersentuhan. Bila terlihat akan bersentuhan maka sang wasit akan segera menengahi sehingga tidak terjadi sentuhan fisik. Sekitar 2 menit tari tangan kosong berlangsung. Barulah kedua penari mengambil sepasang pisau yang disiapkan.

Penonton tanpa tegang, para penari menari dengan langkah silat menggunakan pisau. Bila satu penari menyerang maka penari lawan akan melakukan gerak menangkis. Meski bergerak cepat namun keduanya tetap tidak diperkenankan bersentuhan fisik. Ritme saling serang dan tangkis terpadu dalam tarian.

Sesekali penonton khususnya kaum ibu dan perempuan berteriak ketakutan saat para penari bergerak cepat seolah saling mendekat. Wasit bertindak sigap. Kedua penari kadang juga bergerak berputar, menendang, menusuk dan membacokkan pisau pada lawan.

Pertunjukan berlangsung sekitar 7 menit. Para penari mengakhiri tarian dengan memberi hormat pada penonton, riuh tepuk tangan penonton menandai tarian yang menguras ketegangan itu berakhir.

Setelah itu tarian pula dilakukan oleh anak-anak usia sekolah dasar. Silat dalam bentuk tari terus berlangsung. Anak-anak tampak lincah dan cekatan memainkan pisau sungguhan tersebut.

Nahadin, tokoh adat Serawai menceritakan, tarian tersebut merupakan seni langka di Kabupaten Seluma, meski tari tersebut asli Suku Serawai yang banyak bermukim di Seluma.

"Tidak banyak lagi, masyarakat yang dapat memainkannya. Apalagi anak muda. Oleh karena itu momen HUT ke-73 RI kami mementaskan tarian-tarian langka dari Seluma yang hampir punah," jelas Nahadin.

Biasanya tarian dilakukan untuk menyambut tamu agung pada acara adat atau acara pernikahan Suku Serawai.

Nahadin mengungkapkan, kekhawatiran dirinya akan turunnya minat generasi muda untuk mempelajari tarian tersebut. Berangkat dari khawatir ia membuka pelatihan tari adat dan seni Suku Serawai.

Ada banyak tarian leluhur yang hampir punah selain Tari Pisau Dua, Tari Piring, Tari Selendang dan banyak lainnya.

"Menurut saya, tari dan seni budaya leluhur harus diturunkan pada generasi muda, agar nilai budaya Serawai tidak punah," kata Nahadin.

https://travel.kompas.com/read/2018/08/18/191000027/melihat-gerak-silat-dalam-tari-pisau-dua-suku-serawai-nan-langka

Terkini Lainnya

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Travel Update
19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

Travel Update
Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Travel Update
Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Travel Tips
BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

Travel Update
Terraz Waterpark Tanjung Batu: Harga Tiket, Lokasi, dan Jam Buka

Terraz Waterpark Tanjung Batu: Harga Tiket, Lokasi, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke