Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Sejarah Mata Uang di De Javasche Bank Surabaya

De Javasche Bank adalah sebutan untuk Bank Indonesia pada masa Hindia-Belanda. Tidak hanya ditemukan di Jakarta, bangunan ini juga kokoh berdiri di Surabaya sejak 14 September 1829.

Bangunan ini punya gaya arsitektur Neo-Renaissance yang terlihat jelas dari tampak bangunan yang bercat putih tulang. Terlihat gaya Hindu-Jawa pada rincian motif pada pilar dan dinding ruang yang berada di lantai dua.

Sentuhan gaya Eropa juga terlihat dari atap dengan bentuk mansart. Mulai awal 2012, bangunan ini dijadikan salah satu Benda Cagar Budaya (BCB).

Lantai inilah yang menjadi pintu masuk untuk bisa melihat isi bangunan ini. Sebelum berkeliling, Anda diharuskan untuk mengisi buku tamu yang ada di meja, di tengah-tengah ruang.

Di sini, Anda bisa melihat koleksi mata uang kuno yang disusun rapi dalam etalase kaca bening. Dua batang emas diletakan di dalam etalase kaca bening dengan dua bolongan, bisa dilihat dan dipegang, tapi tidak boleh diambil.

Tidak hanya melihat koleksi uang, Anda juga akan melihat sebuah pintu tebal sekitar 50 cm yang digunakan sebagai penutup brangkas penyimpanan uang.

Macam-macam mesin dan alat perbankan, seperti mesin pemotong, mesin press, mesin penghitung, hingga mesin penghancur uang terpampang  di pinggiran ruang. Tak lupa juga beberapa koleksi foto turut menambah koleksi di sini.

Di sisi sebelah kiri tangga, terdapat beberapa bilik-bilik yang memiliki sekat dari kawat-kawat dengan cat hitam. Dulunya bilik ini digunakan sebagai bilik transaksi untuk aktivitas perbankan.

Ada juga sepeda tua dan miniatur bangunan De Javasche Bank yang turut mengisi luasnya bangunan ini. Sebuah pintu putar juga terlihat di lantai ini, pintu ini dulunya digunakan sebagai pintu masuk ketika bangunan ini masih digunakan untuk kegiatan perbankan.

Lampu gantung dengan perpaduan warna kuning dan putih serta motif yang terukir mengelilingi dinding ruang yang berwarna putih tulang menambah nilai estetika bangunan ini.

Tidak heran, di lantai ini terlihat beberapa orang yang sedang mengabadikan pose untuk menambah koleksi foto.

Bangunan dulunya dirobohkan pada tahun 1904, kemudian dibangun ulang dengan luas sekitar 1.000 meter persegi.

Pada tahun 1942, bank ini sempat dikuasai oleh pemerintah kolonial Jepang.Pada 6 Juli 1946, bank ini kembali beroperasi di jalan Garuda No 1, Surabaya.

Dulunya bangunan ini digunakan untuk kegiatan perbankan, kemudian tahun 1973 Bank Indonesia pindah ke Jalan Pahlawan No 105 karena kapasitas ruangan sudah tidak cukup lagi untuk melakukan kegiatan operasional Bank Indonesia.

Bangunan ini kemudian digunakan sebagai museum dan ruang pameran. Jika ingin berkunjung, tempat ini buka pada hari Selasa hingga Minggu pada pukul 09.00-16.00 WIB.

Mau jalan-jalan gratis ke Jerman bareng 1 (satu) teman kamu? Ikuti kuis kerja sama Kompas.com dengan Scoot lewat kuis JELAJAH BERLIN. Ada 2 (dua) tiket pesawat PP ke Jerman, voucher penginapan, Berlin WelcomeCards, dan masih banyak lagi. Ikuti kuisnya di sini. Selamat mencoba!

https://travel.kompas.com/read/2018/08/24/151000327/mengenal-sejarah-mata-uang-di-de-javasche-bank-surabaya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke