Apen Bayeren merupakan salah satu tarian khas Biak Numfor yang lekat dengan unsur budaya juga unsur magis. Apen memiliki artian batu yang dibakar, sedangkan Beyeren berarti kesepakatan.
Atraksi ini menyatukan perbedaan frekuensi energi antara manusia dan bara batu. Setelah semuanya sama, maka bara batu yang diinjak ini tidak akan melukai atau terasa panas.
Dalam pertunjukkan tersebut juga ada lafal mantra dinyanyikan berulang dinamakan Neno-neno, yang berarti pujian. Filosofinya adalah persembahan Tuhan yang dibawakan melalui Wor atau tarian.
Setelah itu, ritual pembongkaran batu pun dilakukan untuk mengambil kayu atau bara sisa pembakaran. Kemudian bara batu karang ini diratakan.
Biasanya aksi ini dilakukan oleh masyarakat adat lengkap menggunakan kostum. Satu persatu melewati bara batu tersebut, sambil menari Tarian Woro Beyusser diiringi nyanyian mantra neno-neno.
“Apen Beyeren ini menjadi fenomena luar biasa. Daya tariknya kuat. Jangankan wisatawan dari luar Biak atau Papua, warga di sini saja selalu penasaran. Mereka ingin mencobanya,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Biak Numfor Turbey Onny Dangeubun.
Tak hanya masyarakat, wisatawan bisa mencoba melewati bara batu. Namun sebelumnya ada ritual khusus yang dilakukan. Atraksi ini pun bisa Anda saksikan di Festival Biak Munara Wampasi.
***
Mau jalan-jalan gratis ke Jerman bareng 1 (satu) teman kamu? Ikuti kuis kerja sama Kompas.com dengan Scoot lewat kuis JELAJAH BERLIN. Ada 2 (dua) tiket pesawat PP ke Jerman, voucher penginapan, Berlin WelcomeCards, dan masih banyak lagi. Ikuti kuisnya di sini. Selamat mencoba!
https://travel.kompas.com/read/2018/08/29/090500827/atraksi-berjalan-di-atas-bara-batu-tarian-khas-biak-numfor