Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Istana Belvedere, Gustav Klimt, dan Periode Emas

Tetapi hingga kini, kejayaan Klimt berkaitan erat dengan gemerlap The Golden Phase atau periode emas.

Sejumlah karya ikonik Klimt dari periode emas menjadi penghuni tetap Istana Belvedere di kota Wina, Austria. Kini Belvedere menjadi rumah bagi koleksi terbesar karya-karya Klimt.

Istana Musim Panas Menjadi Museum Seni

Belvedere terdiri dari beberapa istana terpisah: Oberes (atas), Unteres (bawah), and 21 Belvedere. Istana Belvedere atas dan bawah berdiri sejak awal abad ke-18  sebagai istana musim panas bagi Pangeran Eugene dari Savoy.

Ruangan pertama yang memanjakan mata para pengunjung adalah Marmorsaal atau ruangan marmer. Sesuai dengan namanya, mayoritas bagian Marmorsaal terbuat dari marmer — termasuk dinding dan pilar-pilar.

Terdapat pula sentuhan ukiran emas, dan lukisan fresco di langit-langit. Di ruangan inilah replika Der Kuss berdiri.

Tiruan ini bukan untuk mengelabui pengunjung, tetapi memang tersedia agar mereka bisa berfoto dengan leluasa. Sebab di Marmorsaal tak terdapat lukisan lain, sehingga tersedia banyak ruang gerak.

Negara-negara sekutu yang menduduki Austria yakni Perancis, Britania Raya, Amerika Serikat, dan Uni Soviet setuju untuk memberikan kedaulatan bagi Austria.

Istana Belvedere masuk ke dalam daftar Warisan Dunia UNESCO. Kini Belvedere menjadi museum seni yang memamerkan koleksi terbesar seni Austria dari Abad Pertengahan hingga hari ini.

Tak hanya Klimt yang mendapat panggung, tetapi juga sederet seniman internasional seperti Claude Monet, Vincent van Gogh, dan Egon Schiele.

Tak bisa dimungkiri Gustav Klimt adalah seniman kebanggaan Austria. Dalam perjalanan kariernya Klimt menemukan gerakan seksesionis sejak 1897. Ia dan sejumlah seniman meninggalkan aliran lukis tradisional.

Dengan gerakan ini para seniman kontemporer memiliki wadah untuk memamerkan karya mereka. Gerakan seksesionis memberikan kebebasan bagi Klimt untuk menekuni aliran Simbolis.

Akhirnya Klimt mulai bereksperimen dengan daun emas-emas padat yang ditempa hingga tipis menyerupai lembaran kertas.

Periode emas Klimt berawal dari sini. Salah satu karya awal Klimt dari periode emas adalah Judith I. Lukisan ini dibuat dengan cat minyak di atas kanvas tahun 1901.

Berlatar belakang dekorasi emas, Judith terlihat sedikit erotik, sembari mengangkat kepala Holofernes yang berwarna lebih gelap dan hanya dilukiskan sebagian.

Lukisan asli Der Kuss (1908) juga berada di Istana Belvedere dengan penjagaan personel museum. Der Kuss merupakan kulminasi dari periode emas Klimt.

Lukisan ini menggambarkan seorang pria, dan seorang perempuan tengah berpelukan.

Untuk lukisan ini Klimt menggunakan lembaran emas, cat minyak dengan sentuhan warna emas, perak, serta platinum.

Dengan gaya lukis seperti ini Klimt menghasilkan banyak karya lain. Kerap kali, Klimt dibayar untuk melukis perempuan-perempuan dari kalangan kelas atas, sebelum mulai meninggalkan periode emas menjelang akhir kariernya.

Namun hingga kini, periode emaslah yang masih melekat pada nama Klimt.

"Tetapi Belvedere juga memamerkan lukisan lain seperti Judith I, dan bagi saya lukisan ini menggambarkan kekuatan perempuan, dan saya kagum melihatnya," sambung Eva.

Jika Anda memiliki kesempatan untuk berkunjung ke Wina, Austria, sempatkan untuk mengunjungi Belvedere.

Harga tiket gabungan hanya 25 Euro atau sekitar Rp 416.000 (untuk ketiga museum). Tiket ini berlaku selama satu bulan sehingga pengunjung memiliki waktu yang cukup untuk menikmati masing-masing museum.

https://travel.kompas.com/read/2019/01/09/141800527/istana-belvedere-gustav-klimt-dan-periode-emas

Terkini Lainnya

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering Sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering Sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Travel Update
7 Hotel Dekat Stasiun Gambir, Mulai Rp 125.000

7 Hotel Dekat Stasiun Gambir, Mulai Rp 125.000

Travel Update
Wisata ke Arab Saudi Kini Bisa Pakai Visa Umrah

Wisata ke Arab Saudi Kini Bisa Pakai Visa Umrah

Travel Update
Promo Pameran Saudi Tourism Authority, Diskon Umrah hingga Rp 3 Juta

Promo Pameran Saudi Tourism Authority, Diskon Umrah hingga Rp 3 Juta

Travel Update
Wisatawan Nekat Kunjungi Tangga Haiku di Hawaii meski Sudah Ditutup

Wisatawan Nekat Kunjungi Tangga Haiku di Hawaii meski Sudah Ditutup

Travel Update
P'Narach Food and View, Resto dengan Konsep Unik di Kabupaten Semarang

P'Narach Food and View, Resto dengan Konsep Unik di Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
Bandara di Jepang Ini Tidak Pernah Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun

Bandara di Jepang Ini Tidak Pernah Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun

Travel Update
Air Terjun Dolo: Pesona Alam Lereng Gunung Wilis di Kabupaten Kediri

Air Terjun Dolo: Pesona Alam Lereng Gunung Wilis di Kabupaten Kediri

Jalan Jalan
5 Tempat Wisata Dekat Simpang Lima Semarang, Bukan Cuma Lawang Sewu

5 Tempat Wisata Dekat Simpang Lima Semarang, Bukan Cuma Lawang Sewu

Jalan Jalan
25 Hotel Terbaik di Dunia 2024 Versi TripAdvisor, Ada dari Indonesia

25 Hotel Terbaik di Dunia 2024 Versi TripAdvisor, Ada dari Indonesia

Hotel Story
Barang yang Paling Sering Ditinggal Wisatawan di Bandara, Apa Saja?

Barang yang Paling Sering Ditinggal Wisatawan di Bandara, Apa Saja?

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke