Salah satu restoran yang terkenal dengan masakan ularnya adalah Nguyen Van Duc, sebuah restoran populer di Desa Le Mat, Vietnam.
Desa Le Mat terkenal dengan sajian berbagai jenis ularnya. Bahkan, desa satu ini sampai dijuluki dengan ‘Desa Ular’.
Dikutip dari CNN Travel, Manajer Van Duc, Nguyen Hoang Long menyatakan, bahwa desa itu telah menangkap dan membiakkan ular selama sekitar 200 tahun. Ia juga sempat menjelaskan sejarah ular dalam masakan Vietnam dimulai dari darah.
“Pada zaman kuno, penduduk desa menggunakan darah ular untuk menyembuhkan sakit kepala," kata Long kepada CNN Travel.
Ia menambahkan bahwa empedu ular juga dapat menyembuhkan penyakit tenggorokan dan "masalah tulang."
Namun, Long menyatakan bahwa memakan ular terlalu banyak juga tidak baik. Pasalnya, ular dapat meningkatkan adernalin dan membuat jantung berdebar cepat.
Bagi penduduk setempat, ular sudah dikenal sebagai bagian alami dari makanan mereka. Bagi orang asing, ini mungkin perjalanan akan menjadi kisah yang unik.
Hidangan ular Van Duc mengacu pada budaya dan citarasa Vietnam. Hal ini Long harapkan dapat menggugah keinginan masyrakat untuk menyantap ular.
Pelancong pemberani yang bersiap-siap untuk mencicipi ular untuk pertama kalinya akan dihibur oleh aroma dan rasa basil segar, saus ikan, dan bawang putih.
Namun ini tidak berlaku untuk hati ular segar, hidangan satu gigitan ini disediakan untuk yang rang benar-benar suka petualangan.
Sisa hidangan di Van Duc disajikan dengan gaya keluarga dan jauh lebih lezat. Tidak ada menu tercetak dan staf restoran berbicara bahasa Inggris terbatas sehingga tidak bisa menjelaskan banyak tentang gaya memasak.
Pengalaman bebas menu di Van Duc berarti pengunjung dapat memilih ular mana yang akan berakhir di meja mereka. Tidak ada aturan yang mengatakan bahwa kamu harus menyaksikan ular bertemu kematiannya tepat waktu.
Namun, banyak orang yang tidak keberatan untuk menyaksikan pawang ahli bermain-main dengan mahluk merayap ini.
Begitu ular itu dibunuh, ia diantar ke dapur yang luas. Di sinilah tempat ia dipotong, diiris dan ditumbuk, tulangnya dihancurkan, dan kulitnya dipotong menjadi potongan untuk digoreng dengan cepat.
Namun, konsumsi ular bukannya tanpa kontroversi. Kelompok-kelompok kesejahteraan hewan menyebut praktik itu sebagai tidak manusiawi.
Seekor kobra di Van Duc dapat memberi makan sekitar 6-8 orang dengan harga 60 Dollar Amerika, atau sekitar Rp 850.000.
Beberapa contoh menunya adalah lumpia ular. Lumpia akan diisi dengan daging reptil tanah dan disajikan panas setelah menghabiskan satu menit dalam wajan minyak panas.
Ada juga daging ular yang dibungkus dengan daun la lot, sejenis hijau yang tidak pahit maupun hambar.
Long mengatakan salah satu hidangan paling populer adalah tumis daging ular. Beberapa pelanggan Long menyatakan teksturnya dari daging ular sangat mirip dengan daging ayam.
Namun tidak bisa dipungkiri, ular adalah binatang yang berbisa. Tamu-tamu Long, kerap kali mengkhawatirkan hal ini.
"Kami memberi tahu mereka dengan jujur bahwa, sejak awal hingga sekarang, tidak ada kasus reaksi alergi atau keracunan setelah makan ular," kata Long dikutip dari CNN Travel.
Satu hal yang pasti, Nguyen Van Duc akan terus beroperasi dan mengobati rasa keingintauan turis terhadap daging ular.
https://travel.kompas.com/read/2019/11/02/150200527/restoran-ular-paling-populer-di-vietnam-berani-coba
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan