Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bukan Refund, Kamu Bisa Reschedule untuk Bantu Industri Pariwisata

Tak terkecuali, banyak pelancong Indonesia yang akhirnya melakukan pembatalan perjalanan mereka. Hal ini menyebabkan “badai” permintaan refund (pengembalian dana) di kalangan pelaku usaha pariwisata di Indonesia.

"Makin banyak lockdown dan orang takut untuk traveling. Pembatalan sudah 90 persen dan itu sampai bulan Mei sampai lebaran," ujar Pauline Suharno, Sekretaris Jenderal Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) pada Kompas.com, Kamis (19/3/2020).

"Maskapai sudah mengeluh. Cashflow enggak ada, karena enggak ada penjualan untuk membayar tagihan. Bandara juga sudah mulai terasa, enggak ada pemasukan dari airport tax karena enggak ada yang terbang," lanjut Pauline.

Sementara itu, Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran, menuturkan keberlangsungan bisnis pariwisata juga terancam karena situasi yang masih "abu-abu".

Bukan tidak mungkin, lanjutnya, setelah pandemi virus corona berakhir, akan ada banyak bisnis yang akhirnya gagal bertahan. Jika hal ini terjadi, banyak karyawan akan kehilangan pekerjaannya.

Lantas bagaimana konsumen sebaiknya bersikap? Salah satunya bisa dengan tidak melakukan refund atau pengembalian dana. Alih-alih, manfaatkan fasilitas reschedule atau penjadwalan ulang.

Menurut Pauline, dengan melakukan reschedule, maka konsumen memberikan kesempatan pada bisnis untuk tetap bisa beroperasi.

"Karena uang kan tetap di kita (bisnis). Karena tidak ada cashflow, untuk beroperasi kalau konsumen minta reschedule uang, uang tetap kita kelola dan bisa berputar. Sehingga bisa kasih kita sedikit napas,” jelas Pauline.

Hal senada juga disampaikan oleh Maulana. Dengan mengajukan reschedule, maka tercipta solusi yang diharapkan dapat sama-sama menguntungkan kedua belah pihak.

"Semua pasti mencari win-win solution dan tetap mengutamakan konsumen. Kita berpikir bukan hanya untuk hari ini, tapi ke depannya supaya konsumen tetap ada,” tutur Maulana pada Kompas.com, Kamis (18/3/2020).

Ia menggambarkan dalam situasi bisnis hotel, ketika konsumen meminta reschedule, maka uang mereka tak akan dikembalikan. Namun, konsumen bisa menjadwalkan ulang kedatangan mereka ke hotel tersebut pada lain waktu saat pandemi virus corona berakhir.

"Misalnya dari hotel memberlakukan enam bulan, kalau enam bulan situasi belum membaik ya bisa saja diperpanjang tergantung kebijakan dari hotel," kata Maulana.

"Bisa jadi satu tahun nantinya untuk konsumen kembali datang," lanjutnya.

Denon Prawiraatmaja, Ketua Indonesia National Air Carriers Association (INACA) juga mengatakan hal serupa.

Menurutnya, dengan konsumen meminta reschedule, alih-alih refund, maka akan memberikan keringanan bagi maskapai penerbangan.

"Kalau minta refund pasti kondisi tambah berat. Apalagi dolar Amerika Serikat naik," terang Denon kepada Kompas.com, Kamis (18/3/2020).

"Ini harapannya sih seperti relaksasi sementara. Sekarang penumpang turun, traffic dibatasi. Di saat bersamaan dollar AS naik, di mana komponen biaya maskapai itu pasti 80-90 persen itu menggunakan dollar AS," sambung dia.

Namun, Denon mengatakan, keputusan untuk memberikan opsi reschedule atau refund tetap bergantung pada kebijakan masing-masing maskapai penerbangan.

Sebab, setiap maskapai penerbangan memiliki sistem yang berbeda dan tak semuanya bisa mengeluarkan opsi reschedule dan refund secara bersamaan.

https://travel.kompas.com/read/2020/03/25/070600827/bukan-refund-kamu-bisa-reschedule-untuk-bantu-industri-pariwisata

Terkini Lainnya

5 Hotel Sekitar Dago Bakery Punclut Bandung, Mulai Rp 190 RIbu

5 Hotel Sekitar Dago Bakery Punclut Bandung, Mulai Rp 190 RIbu

Hotel Story
Makoya Pandaan: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Makoya Pandaan: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Jalan Jalan
5 Peralatan yang Harus Dibawa Saat Camping di Pantai

5 Peralatan yang Harus Dibawa Saat Camping di Pantai

Travel Tips
Kemendikbudristek Luncurkan Indonesian Heritage Agency, Kelola Museum dan Cagar Budaya

Kemendikbudristek Luncurkan Indonesian Heritage Agency, Kelola Museum dan Cagar Budaya

Travel Update
6 Tips Aman untuk Anak Saat Bermain di Pantai

6 Tips Aman untuk Anak Saat Bermain di Pantai

Travel Tips
Ketentuan Bhikku Saat Thudong, Boleh Makan Sebelum Pukul 12 Siang

Ketentuan Bhikku Saat Thudong, Boleh Makan Sebelum Pukul 12 Siang

Hotel Story
Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

Hotel Story
Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Travel Update
10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

Jalan Jalan
Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Travel Update
Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Travel Update
Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke