Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rencanakan Inovasi Bisnis Pariwisata Saat Pandemi Global Melanda

Oleh: Richard Andrew, SE, MM

SAAT pandemi global terjadi tentu saja, banyak sektor bisnis yang terkena tidak hanya di Indonesia tetapi di seluruh belahan dunia.

Tentu saja, sektor yang paling terdampak pada pandemi ini adalah sektor pariwisata.

Oleh sebab itu, saat semua sektor lain masih relatif bisa beroperasi walaupun tidak seoptimal biasa, sektor ini sudah harus mulai memikirkan perencanaan inovasi bisnis.

Perencanaan inovasi bisnis ini untuk persiapan setelah pandemi surut, agar tidak kehilangan daya tariknya.

Ada lima hal yang harus sangat diperhatikan dalam inovasi bisnis pariwisata ini di masa depan, yakni bidang kebersihan, pelayanan, keamanan, lingkungan, dan fasilitas.

Inovasi kebersihan

Inovasi di bidang kebersihan menjadi hal mutlak dan terpenting dari seluruh bidang inovasi yang diusulkan di bidang pariwisata.

Cara inovasi yang hampir pasti akan diterapkan seluruh sektor pariwisata adalah penggunaan disinfektan purnajual.

Obyek pariwisata, transportasi publik, toilet umum, tempat penginapan dan tempat ibadah wajib menyemprotkan disinfektan setiap hari pada jam tertentu yang relatif seragam.

Hal ini dilakukan untuk mencegah perluasan efek jika terdapat pandemi global seperti sekarang ini.

Tentu saja di setiap kamar tempat penginapan, transportasi publik, obyek pariwisata dan tempat ibadah juga disediakan cairan sanitasi tangan gratis yang dapat digunakan oleh para wisatawan.

Inovasi pelayanan

Terkait inovasi bidang pelayanan, agensi pariwisata bisa bekerja sama dengan lembaga kesehatan tertentu untuk mengadakan tes cepat.

Tes cepat dilakukan paling tidak satu kali dalam seminggu sebelum keberangkatan pada setiap paket tur yang mereka tawarkan. Hal ini untuk meminimalisasi kemungkinan penyebaran virus.

Pada fase ini, saya yakin jumlah wisatawan mandiri akan dibatasi visa berkunjung di hampir semua negara yang ada di dunia paling tidak selama satu tahun ke depan.

Masih terkait dengan pelayanan, setiap agensi pariwisata disarankan menyiapkan masker khusus wisatawan yang terindikasi sakit tiba-tiba dan rekanan lembaga kesehatan pada daerah yang dikunjungi.

Ini diperlukan agar wisatawan dapat merasa aman dan nyaman saat berwisata.

Terkait dengan pelayanan transportasi publik, untuk satu tahun ke depan kemungkinan besar akan diberlakukan pemberian jarak fisik antarpenumpang di setiap transportasi publik tersebut mulai dari pesawat terbang, kereta, dan lain-lain.

Inovasi keamanan

Dalam hal keamanan, setiap tempat publik harus memiliki minimal satu ruang isolasi khusus.

Ruang isolasi ini harus memiliki higienitas sangat tinggi dengan standar alat pelindung diri yang memadai untuk penanggung jawab dari ruang tersebut.

Untuk memasuki semua tempat publik yang ada pun sebaiknya diberikan minimal dua rute, yakni satu rute evakuasi darurat dan satu pintu masuk utama.

Adapun rute evakuasi darurat hanya dibuka saat kondisi yang tidak diinginkan saja.

Untuk melengkapi hal ini, pengukur suhu tubuh jarak jauh sangat dianjurkan untuk dimiliki setiap gedung tempat berkumpul publik selain detektor logam yang tentu saja sudah banyak dimiliki oleh banyak gedung bertingkat di ibu kota saat ini.

Selain keamanan dari tamu, setiap tenaga kerja juga harus dilengkapi dengan asuransi kesehatan yang dapat digunakan jika mereka sakit batuk, pilek ataupun demam yang sangat mudah terdeteksi saat ini.

Setiap sektor bisnis pariwisata wajib untuk memeriksa kondisi kesehatan harian para karyawan agar tidak ada yang memaksa bekerja dalam kondisi sakit.

Adapun standar pengecekan kesehatan mencakup kondisi suhu tubuh, batuk, flu dan tekanan darah.

Agar tidak terlalu membebani biaya pariwisata, pengecekan kesehatan pada sektor pariwisata usaha kecil menengah (UKM) dapat bekerja sama dengan program pemagangan mahasiswa kedokteran tingkat akhir.

Adapun untuk sektor usaha besar wajib memiliki dokter jaga dengan standar alat pelindung diri dan alat kesehatan yang memadai dalam usaha pariwisata itu sendiri.

Tentu saja sebaiknya hak para pekerja saat sakit relatif ringan tersebut juga terlindungi oleh aturan yang berlaku secara nasional.

Inovasi lingkungan

Berbeda dengan yang sebelum ini, inovasi yang keempat berkaitan dengan lingkungan. Terkait hal ini, inovasi dilakukan dengan cara menjaga lingkungan hidup.

Setiap pengerjaan proyek pariwisata baru wajib menyertakan ruang terbuka hijau (RTH) sebesar 30 persen.

Jumlah penderita pandemi global relatif banyak terjadi di perkotaan yang besar RTH-nya relatif kecil.

Selain itu, pada pelaksanaan reklamasi yang terkait pariwisata, disarankan menyediakan pengembangan ruang 5 persen terkait dengan fasilitas umum tanggap bencana, 5 persen terkait fasilitas sosial, dan 5 persen terkait fasilitas umum rusunawa atau rusunami terutama untuk pekerja di sana.

Selanjutnya terkait dengan penanggulangan polusi air, setiap bangunan harus memiliki standar penanganan limbah yang memadai.

Ini untuk mengurangi potensi selokan di sekitar kawasan pariwisata tersebut memiliki limbah beracun yang berbahaya bagi manusia.

Tentu saja program tanggung jawab sosial perusahaan selain difokuskan pada sektor pendidikan juga sebaiknya difokuskan di sektor lingkungan hidup seperti pengolahan sampah daur ulang, pengerukan pengendapan pada sekitar daerah aliran sungai dan penghijauan lingkungan hidup.

Inovasi fasilitas

Terakhir tentu saja inovasi yang berkaitan dengan fasilitas. Ini berkaitan dengan layanan rumah sakit lengkap dengan ruang isolasi khusus pada setiap kawasan wisata terpadu, seperti Taman Impian Jaya Ancol.

Hal yang lebih sederhana dapat diterapkan pada kawasan gedung bertingkat yang mengombinasikan pusat perbelanjaan dengan pusat perkantoran seperti Podomoro Land di Jakarta Barat berkaitan dengan pariwisata.

Pada tempat-tempat ini dapat dilengkapi dengan fasilitas klinik standar sederhana yang dilengkapi dengan ruang isolasi dan dokter jags.

Semua hal ini tentu saja akan memberikan kepercayaan terhadap wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk kembali berkunjung dan bertamasya setelah wabah berlalu.

Terkait hal ini, tentu diharapkan stimulus fiskal ataupun moneter dari pelaku bisnis di bidang pariwisata pada tahun 2020 yang berasal dari pemerintah.

Juga, turut membantu sehingga persiapan perencanaan pada tahun 2021 ini akan jauh lebih baik sampai ke tahap implementasi dan evaluasinya.

Tetap semangat melaksanakan program pemerintah terkait ibadah dari rumah, kerja dari rumah, dan belajar dari rumah karena badai pasti berlalu!

Richard Andrew, SE, MM
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tarumanegara

https://travel.kompas.com/read/2020/03/27/160513627/rencanakan-inovasi-bisnis-pariwisata-saat-pandemi-global-melanda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke