Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Punya Protokol New Normal, Pariwisata Iran Diprediksi Cepat Pulih

KOMPAS.com – Wakil Menteri Pariwisata Iran, Vali Teymouri, menuturkan, industri pariwisata mereka akan bangkit lebih cepat dari yang diperkirakan.

Menurutnya, mengutip Tehran Times, Senin (18/5/2020), hal ini disebabkan karena langkah yang telah diambil untuk menangani penyebaran virus corona di destinasi wisata, hotel, tempat pemberhentian (stopover), dan semua pusat yang berafiliasi dengan Kementerian Warisan Budaya, Pariwisata, dan Kerajinan Tangan.

“Sebagai tanggapan kepada pandemi, kementerian pariwisata bekerjasama dengan kementerian kesehatan,” kata Teymouri, seperti dikutip dari Tehran Times.

“Kami telah mengembangkan protokol yang terdiri dari pedoman praktikal dan instruksi untuk meningkatkan standar kesehatan di hotel, rumah singgah, unit akomodasi ramah lingkungan (eco-lodge), destinasi wisata, fasilitas transportasi, pusat rekreasi, dan restoran,” imbuhnya.

Protokol new normal pariwisata tersebut dinamai The Smart Travel Protocol (Travel + Health), dan telah disambut secara meluas oleh agen perjalanan dan pemangku kepentingan pariwisata.

Sebab, jelas Teymouri, protokol dinilai sangat efektif untuk membangkitkan dan menstimulasi pariwisata domestik.

“Berdasarkan kepatuhan terhadap standar kesehatan dan kualitas layanan, sejumlah besar pusat akomodasi dan hotel di Iran sudah buka dan siap untuk memberi pelayanan bahkan selama hari-hari puncak wabah,” tutur Teymouri.

Sistem kesehatan Iran membuat kedatangan turis asing bisa diprediksi

Merujuk pada kedatangan wisatawan asing, Teymouri mengatakan, pariwisata internasional bisa pulih dengan cepat karena sebagian besar industri tersebut bergantung pada calon wisatawan dan peziarah dari negara-negara tetangga.

Kebijakan industri pariwisata Iran selama dua tahun belakangan berfokus pada pasar pariwisata di negara tetangga.

Teymouri menuturkan, kemungkinan untuk memulihkan dan menghidupkan kembali pariwisata internasional dalam waktu sesingkat mungkin dapat diprediksi.

Dia juga mengapresiasi sistem kesehatan Iran dan langkah-langkah untuk menahan virus corona.

“Iran merupakan salah satu negara pertama yang terkena wabah virus corona. Namun karena aksi cepat dan tanggap dari sistem kesehatan, angka infeksi dan kematian lebih sedikit dari negara lain yang terkena wabah setelah kami,” tutur Teymouri.

“Iran berhutang pada tenaga kesehatan untuk keberhasilan ini, mulai dari pekerja layanan darurat hingga spesialis,yang telah bekerja keras tanpa istirahat untuk memastikan para pasien mendapatkan perawatan yang dibutuhkan,” lanjutnya.

Wabah munculkan teknologi baru dalam pariwisata medis

Teymouri juga menggarisbawahi pariwisata medis Iran, juga disebut perjalanan medis, sebagai salah satu pilar industri perjalanan yang berkembang pesat.

Pariwisata medis merujuk pada perjalanan yang dilakukan oleh orang-orang untuk mendapatkan perawatan medis.

Teymouri mencatat, sebelum wabah merebak, pariwisata medis didirikan untuk menjadi industri yang berkembang di sana.

Kendati demikian, sama seperti negara lain, industri terdampak sangat parah oleh pandemi virus corona.

“Melihat sisi baiknya, harus dikatakan bahwa akibat penyakit ini, banyak sekali teknologi dan layanan baru yang telah ditambahkan dalam kapasitas medis Iran yang sudah signifikan,” ujar Teymouri.

Banyak ahli domestik mengatakan bahwa pariwisata medis di Iran membuahkan hasil yang saling menguntungkan.

Sebab, Iran memberi manfaat besar bagi pencari perawatan kesehatan internasional. Mereka juga menawarkan perawatan terjangkau yang berkualitas.

Berdasarkan statistik resmi, sebanyak 1,2 miliar dolar AS dihasilkan oleh pariwisata medis di Iran. Angka tersebut setara dengan Rp 17 triliun.

Iran menampung pasien dari negara-negara pesisir Teluk Persia, Irak, Suriah, serta ekspatriat Iran yang tinggal di Kanada dan Jerman.

Beberapa ahli memperkirakan Iran untuk mencapai ledakan pariwisata usai virus corona ditahan.

Mereka percaya, dampaknya akan bersifat sementara dan berjangka pendek bagi negara yang menduduki peringkat ketiga pada 2019 dalam destinasi pariwisata dengan pertumbuhan tercepat.

Selama beberapa bulan belakangan, banyak negara termasuk Iran berlakukan pembatasan perjalanan untuk meredam penyebaran virus tersebut.

Dalam hal ini, penerbangan ke dalam dan ke luar negara telah ditangguhkan. Sementara perjalanan darat dibatasi secara meluas.

Data terakhir menunjukkan bahwa 18 juta wisatawan mengunjungi Iran selama 10 bulan pertama, dimulai dari 21 Maret 2019.

Iran berharap untuk mendapatkan keuntungan dari sejumlah tempat wisatanya seperti bazaar, museum, masjid, jembatan, tempat pemandian, madrasah, mausoleum, gereja, menara, dan rumah-rumah merah.

Sebanyak 24 tempat wisata dari kategori yang telah disebutkan tercantum dalam daftar UNESCO World Heritage.

Di bawah 2025 Tourism Vision Plan, Iran bertujuan untuk meningkatkan jumlah kedatangan wisatawan dari 4,8 juta pada 2014 menjadi 20 juta pada 2025.

https://travel.kompas.com/read/2020/05/21/091900427/punya-protokol-new-normal-pariwisata-iran-diprediksi-cepat-pulih

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke