Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benarkah Hotel Isolasi OTG Covid-19 Berisiko Ditinggalkan Tamu?

Meski penyediaan hotel-hotel sebagai tempat isolasi merupakan hal positif bagi persatuan dalam menangani Covid-19, tetapi disebutkan ada risiko yang harus siap ditanggung pihak hotel.

Kehidupan masa depan hotel-hotel yang menjadi tempat isolasi ini disebut akan terasa berat.

Hal ini diutarakan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jakarta, Krisnadi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (1/10/2020).

Menurutnya, ada stigma bahwa hotel yang telah dijadikan tempat isolasi pasien Covid-19 mendapat julukan baru yaitu hotel Covid.

"Ini stigma yang sulit dihilangkan," kata Krisnandi.

Krisnandi membeberkan pengalaman beberapa hotel yang menjadi tempat isolasi OTG Covid-19.

"Begitu namanya (hotel) udah masuk ke listing saya, ;alu listing tersebut lepas ke media, kendala pertamanya adalah, tamu yang lagi nginap enak-enak, istilahnya tamu "sehat", besoknya langsung check out. Mau check in minggu depan lalu cancel," kata Krisnadi.

Lanjut dia, bahkan tidak hanya berdampak bagi hotel itu sendiri, melainkan ke beberapa tempat di sekitarnya, seperti pusat perbelanjaan dan apartemen.

Ia mengatakan, bisa saja pusat perbelanjaan atau apartemen tersebut enggan untuk berdekatan dengan hotel karena telah berubah fungsi sebagai tempat isolasi pasien Covid-19.

"Belum lagi tenant yang nyewa ruangan di dalam hotel tadi. Itu juga ribet juga. Kalau ada OTG saya cabut duluan, begitu mereka bilang," ujarnya.

Oleh karena banyak pertimbangan itu lah, jelasnya, tidak sedikit hotel-hotel yang tadinya ingin mendaftar sebagai tempat isolasi, lalu mengundurkan diri.

Namun, tidak dipungkiri, masih banyak juga hotel-hotel yang ingin berpartisipasi. Untuk itu, ia berharap kian banyak lagi hotel mendaftar untuk menjual paket isolasi.

Berat mengembalikan kepercayaan pelanggan

Krisnadi juga menyadari potensi risiko dari hotel-hotel yang dijadikan tempat isolasi OTG Covid-19. Salah satunya yang menurut dia paling berat adalah mengembalikan kepercayaan pelanggan.

"Mengembalikan (kepercayaan) bahwa hotel ini sudah bukan hotel OTG lagi ya, udah normal ya," kata Krisnadi.

"Dan ini sangat lama waktunyaBerapa lama? Satu bulan, dua bulan? Walahualam, karena ini baru pertama kali terjadi di dunia," jelasnya.

Lanjutnya, hal-hal mengenai membangkitkan kepercayaan pelanggan inilah yang harus dipelajari para pemilik hotel ke depannya.

Namun lebih dari itu, ia menegaskan bahwa seharusnya hotel yang sudah mendaftar atau mengajukan sebagai hotel isolasi, adalah mereka yang sudah siap secara mental dan berpikir panjang terhadap risiko-risiko yang akan ditanggung.

"Sudah siap, mereka mentally sudah siap menerima risiko-risiko itu tadi ketika sudah mendaftar," pungkasnya.

Menurutnya, jumlah ini terbilang sedikit lantaran pihak hotel masih banyak yang mempertimbangkan lebih jauh terkait masa depan hotel jika sudah menjadi hotel isolasi.

"Saat ini baru sedikit ya yang masuk. Baru ada tiga hotel yang masuk. Ya itu pun yang baru kita tinjau baru satu," kata Gumilar.

Ia juga enggan menyebutkan nama hotel-hotel yang sudah mengajukan ke Disparekraf untuk menjadi hotel isolasi.

Hal ini, kata dia, karena ada dugaan stigma dari para tamu bahwa hotel bersangkutan disebut sebagai hotel Covid.

"Karena kan ini udah dianggapnya oleh mereka (tamu reguler), ini hotel Covid. Kasihan mereka itu (hotel-hotel). Ditegur tamu-tamu regulernya. Maka dari itu kita belum bisa umumkan nama tiga hotel ini. Nanti begitu sudah ada MoU dengan pemerintah, kesiapannya sudah, baru kita kabarin," jelasnya kepada Kompas.com.

https://travel.kompas.com/read/2020/10/02/083000627/benarkah-hotel-isolasi-otg-covid-19-berisiko-ditinggalkan-tamu-

Terkini Lainnya

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke