Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenang Gempa Yogya dengan Berkunjung ke Monumen Gempa di Bantul

YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Ketika berkunjung ke Bantul, tak ada salahnya mampir ke Monumen Gempa Jogja 2006 di Padukuhan Potrobayan, Kalurahan Srihardono, Kapanewon Pundong. 

Berlokasi sekitar 20 kilometer (km) dari pusat Kota Yogyakarta, monumen ini bisa membuat pengunjung mengenali pusat gempa yang menyebabkan ribuan orang meninggal dunia.

Jika berangkat dari Kota Yogyakarta, pengunjung bisa melalui Jalan Parangtritis. Sesampainya di perempatan Bakulan, belok kiri atau ke arah timur menyusuri jalan Bakulan-Imogiri.

Di perempatan kedua, belok kanan atau menuju ke Kapanewon Pundong. Lalu menyusuri Jalan Joyodipuro ke selatan, kemudian dilanjutkan ke Jalan Joyowinoto mentok sampai wilayah Potrobayan. 

Setelahnya, menuju ke kiri agar sampai ke monumen yang dibangun di tahun 2016 atau saat peringatan 10 tahun gempa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)-Jateng.

Pengunjung dapat melihat sebuah prasasti yang dijadikan sebagai tanda di mana pusat gempa terjadi. Lokasi pembangunannya berjarak sekitar 400 meter dari pusat gempa yang merupakan tempuran Sungai Opak dan Oya.

Adapun, prasasti dibangun dari batu andesit setinggi 1,5 meter. Di samping kiri, kanan, dan depan, terdapat batu yang berisi prasasti yang ditandatangani Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Rektor UPN Veteran, dan Bupati Bantul periode 2015-2020 Suharsono.

Kawasan ini terbuka untuk umum dan pengunjung tidak dikenakan biaya. Lokasinya cukup sejuk karena berada tepat di pinggir sungai, dan masih terdapat pohon rindang di sekitarnya.

Jika mau berkunjung ke sungai, pengunjung tinggal turun menyusuri jalan tanah yang bisa dilalui dengan berjalan kaki.

"Banyak yang datang ke sini, seperti orang bersepeda, atau saudara yang dari jauh menyempatkan melihat monumen, sempat ramai saat ada off-road di sekitar sungai," kata warga setempat bernama Suwarno, Selasa (25/5/2021)

Suwarno, yang tinggal di sekitar monumen sejak 10 tahun lalu, sebelumnya tinggal di Kalurahan Canden, Kapanewon Jetis, Bantul.

Selain itu, di sekitar kawasan sungai, banyak warga yang memancing. Bagi wisatawan yang memiliki hobi memancing bisa memanfaatkan aliran sungai tersebut.

"Ada yang datang hanya berfoto-foto di sekitar monumen," kata dia.

Sementara itu, menurut Kepala Pelaksana BPBD Bantul Dwi Daryanto, monumen itu dibangun dekat dengan titik pusat gempa yang berkekuatan 5,9 skala Richter (SR).

Pada peringatan 15 tahun gempa yang akan jatuh pada tanggal 27 Mei 2021, akan diadakan sarasehan dengan mengundang beberapa tokoh salah satunya Bupati Bantul saat itu.

https://travel.kompas.com/read/2021/05/26/173018427/mengenang-gempa-yogya-dengan-berkunjung-ke-monumen-gempa-di-bantul

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke