Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gen Z Muslim Tak Khawatir Kulineran Saat Jalani Wisata Ramah Muslim

KOMPAS.com – Wisata halal atau wisata ramah Muslim merupakan salah satu jenis pariwisata yang tengah dikembangkan di sejumlah negara, seperti Indonesia, Jepang, Turki, Taiwan, Thailand, dan Korea Selatan.

Dalam wisata ramah Muslim, umumnya wisatawan beragama Islam akan berkunjung ke destinasi yang memungkinkan mereka untuk berwisata sambil tetap menjaga kehalalan aktivitas mereka.

Misalnya adalah saat melancong ke Taiwan, mereka dapat dengan mudah menemui restoran yang menjual makanan halal di satu atau dua tempat wisata di negara tersebut.

  • Bagaimana Konsep Wisata Halal di Indonesia?
  • Pariwisata Halal di Taiwan, Ini Bedanya Dulu dan Sekarang
  • Tips Cari Kuliner Halal di Wuhan China

Partner/Lead of Travel and Tourism Sector untuk DinarStandard, Reem El Shafaki, mengatakan bahwa wisata ramah Muslim merupakan segmen pariwisata yang sedang tumbuh.

“Pandemi Covid-19 memengaruhi pariwisata global termasuk wisata halal. Namun, kami menemukan sinyal peluang dalam pariwisata domestik,” ujar dia.

Reem menuturkan hal tersebut dalam Global Tourism Forum: Hybrid Event Leaders Summit Asia Indonesia 2021 hari kedua pada Kamis (16/9/2021).

Dia melanjutkan, ada juga sinyal peluang dalam industri pariwisata perihal pendirian koridor perjalanan antarnegara dengan kasus Covid-19 yang rendah.

Guna menangkap peluang tersebut, Reem menjelaskan bahwa pelaku wisata halal bisa memanfaatkan perspektif kalangan muda—dalam hal ini generasi Z atau Gen Z (kelahiran 1997-2012)—untuk mengembangkan wisata halal.

  • LIPI: Indonesia Bisa Bantu Pariwisata Halal Mendunia
  • Taiwan Punya 9 Lembaga Sertifikasi Halal untuk Restoran dan Hotel Ramah Muslim
  • Taiwan Bersaing dengan Jepang dan Korea Gencarkan Pariwisata Halal

“Seorang influencer dari Indonesia mengatakan, dia tidak ingin merasa cemas saat melancong ke destinasi wisata dan mencoba berbagai makanan yang ada. Tidak perlu khawatir apakah makanan itu halal atau tidak,” katanya.

Reem mengungkapkan hal tersebut berdasarkan data yang bersumber dari DinarStandard berjudul Ekonomi Islam Global Laporan 2020/2021 yang dipublikasi melalui Salaam Gateway pada November 2020.

Perspektif lain dari Gen Z soal wisata ramah Muslim adalah tentang pemanfaatan aplikasi ramah Muslim yang akan memudahkan wisatawan.

Menurutnya, seharusnya ada aplikasi yang memungkinkan wisatawan untuk mengetahui apakah di dekatnya ada masjid atau mushala, serta apakah restoran di dekatnya menyajikan makanan halal atau tidak.

“Dan hal apa pun yang mungkin akan dibutuhkan oleh seorang wisatawan Muslim. Ini akan memberikan rasa lega dan nyaman,” ucap dia.

Laporan tersebut mencatat, ada lima negara yang menduduki peringkat tertinggi sebagai destinasi wisata ramah Muslim.

Spanyol berhasil menduduki peringkat pertama karena dikunjungi oleh 7,6 juta wisatawan Muslim pada 2019.

Sementara itu, Turki ada di posisi kedua dengan jumlah kunjungan 6,4 juta, Uni Emirat Arab (UEA) 6,2 juta kunjungan, Rusia 5,6 juta kunjungan, dan Perancis dikunjungi oleh 4,9 juta wisatawan Muslim.

https://travel.kompas.com/read/2021/09/16/161800227/gen-z-muslim-tak-khawatir-kulineran-saat-jalani-wisata-ramah-muslim

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke