Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Desa Wisata Sesaot NTB, Jalur Geowisata Suku Sasak Kuno

KOMPAS.com - Desa Wisata Sesaot menjadi salah satu desa yang masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.

Lokasinya berada di Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Desa wisata ini menjadi salah satu kawasan tempat tinggal suku sasak asli Lombok, sekaligus mengusung konsep wisata berbasis komunitas (comunity-based tourism).

Pengembangan desa wisata ini memanfaatkan sumber daya alam dan manusia sekitar kawasan tersebut.

Berdasarkan keterangan resmi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sabtu (6/11/2021), Desa Wisata Sesaot termasuk dalam jalur geowisata.

Desa ini berkaitan erat dengan jalur pendakian sasak kuno menuju Gunung Rinjani.

Wisatawan dapat menikmati wisata alam di desa ini. Terdapat beberapa lokasi air terjun, di antaranya Air Terjun Tibu Sendalem, Air Terjun Tembiras, dan Air Terjun Tibu Goa.

Tak hanya itu, wisatawan juga dapat menikmati beberapa atraksi seperti Taman Miring, Camping Ground Vetong Hill, dan Bukit Khesari.

Sebagai salah satu kawasan tempat pemukiman suku sasak, Desa Sasaot menawarkan beberapa atraksi seni dan budaya khas masyarakat setempat.

Wisatawan dapat menyaksikan seni Gendang Baleq dan Pambayun.

Pambayun sendiri merupakan budaya khas suku sasak dalam acara serah terima lamaran. Budaya ini telah ada sejak zaman dahulu dan diteruskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Wisatawan juga bisa menemukan ragam sajian menarik khas Desa Sesaot. Salah satunya adalah sate bulayak.

Sate Bulayak merupakan kuliner khas suku sasak di Pulau Lombok. Meski bahan dasarnya tak jauh berbeda dengan sate pada umumnya, bumbu yang digunakan menjadi ciri khas tersendiri.

Bumbu yang digunakan untuk membalur sajian ini bukan terbuat dari kacang seperti kebanyakan sate. Bahan dasar dari bumbu sate bulayak adalah santan kental.

Desa Sesaot berjarak sekitar 40,5 km dari Bandar Udara Internasional Lombok Zainuddin Abdul Madjid. Wisatawan dapat mencapai kawasan ini dengan berkendara selama kurang lebih 1 jam 15 menit dari bandara.

Desa ini telah mendapatkan sertifikat Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE). Sehingga wisatawan tak perlu merasa khawatir saat berkunjung ke kawasan ini.

Meski begitu, bagi wisatawan yang berniat mengunjungi kawasan tersebut tetap harus mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.

https://travel.kompas.com/read/2021/11/06/211600627/desa-wisata-sesaot-ntb-jalur-geowisata-suku-sasak-kuno

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke