Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menengok Pagoda Nusantara di Perbukitan Bangka, Ada Pohon Bodhi

BANGKA, KOMPAS.com - Pagoda Nusantara di perbukitan Rebo, Desa Rebo, Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung menjadi salah satu lokasi ibadah Waisak 2566 BE, Senin (16/05/2022).

Pagoda yang terdiri dari tiga lantai itu menjulang setinggi lima belas meter dengan pemandangan laut lepas.

"Pagoda ini telah berusia 18 tahun, sejak mulai dibangun 2004 lalu," kata Pengelola Pagoda Nusantara, Sun Han kepada Kompas.com, Senin.

Menurut Sun Han, bukit Rebo dipilih sebagai lokasi pembangunan pagoda setelah dilakukan pertimbangan yang matang.

Pertimbangan tersebut yakni dukungan kultur masyarakat setempat dan adanya kepercayaan bukit Rebo sebagai bukit religius.

Perbukitan tersebut merupakan salah satu perbukitan yang cukup tinggi di Bangka.

  • Makna Menerbangkan Lampion Saat Hari Raya Waisak bagi Umat Buddha
  • 10 Tradisi Waisak dari Berbagai Negara di Dunia

Sebelah sisi pagoda berhadapan langsung dengan lautan lepas dan sisi lainnya menghadap dataran rendah yang merupakan permukiman warga dan kawasan perkotaan.

"Bertepatan dengan waisak hari ini, banyak juga pengunjung datang untuk beribadah dan meditasi," ujar Sun Han.

Dari Bandara Depati Amir Pangkalpinang, Pagoda Nusantara berjarak sekitar 35 kilometer.

Lokasi itu dapat ditempuh menggunakan jalur jalan raya Sungailiat atau jalan lintas timur.

  • Apa Itu Hari Raya Waisak dan Kenapa Tanggal Perayaannya Berubah-ubah
  • Sejarah Hari Raya Umat Buddha Waisak, Ada 3 Peristiwa Penting

Selanjutnya, pengunjung memasuki jalan desa menuju pagoda. Sebagian jalan sudah beraspal dan sebagian lainnya masih berupa jalan batu.

Namun, setibanya di gerbang pagoda, seluruh badan jalan sudah dilapisi semen beton.

Tarif masuk Pagoda Nusantara dan tips berkunjung

Pada hari biasa pengunjung pagoda dikenakan biaya masuk Rp 20.000 per orang dan Rp 25.000 khusus saat hari libur.

Karena berada di perbukitan, maka jalan menuju pagoda cukup terjal.

Pengunjung harus memastikan kondisi kendaraannya layak jalan agar tidak mogok mendadak saat melewati tanjakan.

Meski begitu, pengelola pagoda juga menyediakan kendaraan angkutan untuk pengunjung dengan tarif Rp 10.000 per orang.

kendaraan tersebut mengangkut penumpang dari gerbang tiket ke lokasi parkiran pagoda yang berjarak sekitar 600 meter.

Dari lokasi parkir pagoda, selanjutnya pengunjung menaiki anak tangga yang cukup panjang hingga kemudian tiba di halaman pagoda.

Karena harus melalui topografi perbukitan, maka disarankan agar para pengunjung memastikan kesiapan kondisi fisik sebelum memulai perjalanan.

Selain itu, tersedia anjungan khusus untuk melihat pemandangan laut dan seluruh areal pagoda.

Di sana juga sudah tersedia kafetaria yang menyajikan berbagai makanan dan minuman.

Dari lokasi pagoda juga bisa terlihat kapal-kapal yang biasa digunakan untuk penambangan timah lepas pantai.

Namun, salah satu daya tarik wisata paling menarik dari pagodanini adalah pohon bodhi yang tumbuh subur.

Pohon setinggi kurang lebih lima meter itu merupakan jenis pohon yang dulunya digunakan Budha Siddharta Gautama sebagai tempat bersemedi.

Sun Han mengatakan, bibit pohon bodhi didatangkan langsung dari India.

Ketika itu, Biksu Shi Ying Xin melakukan perjalanan ke Bodhgaya India dan menceritakan bahwa sedang ada pembangunan pagoda di Bangka.

"Oleh biksu di sana beliau diberi dua bibit pohon bodhi yang saat ini tumbuh di samping pagoda ini," kata Sun Han.

  • 7 Kuil di Bangkok yang Wajib Dikunjungi, Ada Patung Buddha dari Emas
  • 5 Fakta Menarik Candi Borobudur, Candi Buddha Terbesar di Dunia

Menurut Sun Han, pohon bodhi yang dibawa langsung dari India itu merupakan pohon generasi keempat.

Saat ditanam pertama kali pohon masih berukuran kecil di dalam pot.

Diyakini karena kondisi alam yang mendukung, pohon bodhi tersebut saat ini tumbuh dengan rindang di halaman pagoda.

https://travel.kompas.com/read/2022/05/17/060400327/menengok-pagoda-nusantara-di-perbukitan-bangka-ada-pohon-bodhi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke