KOMPAS.com - Ajang World Surfing League (WSL) Championship Tour (CT) G-Land Pro 2022 resmi digelar di Pantai Plengkung (G-Land), Banyuwangi, Jawa Timur pada 28 Mei - 6 Juni 2022.
Perhelatan ini diyakini akan mampu mengangkat citra pariwisata Indonesia di kancah internasional, khususnya bagi kabupaten yang dijuluki Sunrise of Java tersebut.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, jutaan pasang mata yang menyaksikan perhelatan tersebut akan melihat keindahan pantai dan ombak di G-Land yang berada di Taman Nasional Alas Purwo, termasuk orang-orang yang menyaksikan dari streaming platform.
“WSL sudah menjadi salah satu sport tourism liga selancar paling bergengsi di dunia dengan social engagement tertinggi ketiga untuk ajang olahraga, mengalahkan MotoGP yang berada di posisi sembilan," ujar Sandiaga, mengutip keterangan resmi, Minggu (29/05/2022).
Ia juga berharap agar penyelenggaraan WSL dapat membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Sebab, menurutnya, sport tourism seperti selancar menjadi pariwisata yang berkualitas karena durasi kunjungan lebih lama dan quality of spending (jumlah biaya yang dikeluarkan) yang juga tinggi.
Surga bagi pecinta selancar
Mungkin belum banyak yang tahu bahwa Pantai Plengkung memiliki spot ombak yang "garang" bagi para peselancar kelas dunia, melansir Kompas.com (02/01/2019).
Bahkan, pantai yang dikenal dengan nama G-Land ini diakui sebagai spot berselancar terbaik di Asia Tenggara dan dianggap sebagai surga bagi para pencinta selancar sejak tahun 1970-an.
Kepala Balai Taman Nasional Alas Purwo, Nuryadi mengatakan bahwa tinggi ombak di G-Land bisa mencapai 1-2 meter, bahkan sampai di atas 5 meter.
"Rata-rata yang datang untuk surfing ya wisatawan asing. Kalau yang domestik banyak yang memilih ke Pantai Pancur atau di Savana Sadengan," katanya, mengutip Kompas.com.
Gelombang pasang di G-Land seringkali dapat membentuk tabung air yang hampir sempurna, dilansir dari laman Kemenparekraf.
Maka tak heran jika ombak di G-Land disebut sebagai ombak terbaik kedua setelah Hawaii, Amerika Serikat.
Pantai Plengkung menyajikan berbagai pilihan tipe ombak bagi peselancar mana pun yang tertarik untuk mencoba, mulai dari peselancar pemula hingga yang sudah memiliki keahlian tingkat tinggi.
Ombak yang berada di Pantai Plengkung memiliki tiga tingkatan, yaitu Many Track Waves, Speedis Waves, dan Kong Waves.
Bagi peselancar pemula, bisa menggunakan Many Track Waves dengan ketinggian ombak 3 – 4 meter.
Lalu, Speedis Waves dengan ketinggian ombak mencapai 5 – 6 meter dapat dimanfaatkan untuk peselancar tingkat sedang.
Sementara, Kong Waves biasanya digunakan untuk peselancar tingkat professional, karena memiliki ketinggian ombak mencapai 6 – 8 meter.
Selain menjadi tempat favorit bagi para peselancar, Pantai G-Land Banyuwangi memiliki harmonisasi warna yang indah dan mempesona.
Mulai dari pasir pantai putih, hamparan laut biru, bebatuan karang, serta pepohonan hijau, menjadikan perpaduan Pantai Plengkung tampak eksotis.
Jika tidak ingin berselancar, wisatawan bisa menyewa perahu untuk melihat aksi para surfer di tengah laut, diving, atau snorkeling.
Kegiatan menarik lain yang bisa dilakukan oleh pengunjung adalah trekking menggunakan sepeda atau pun berjalan kaki menyusuri pantai sambil menikmati pemandangan alam.
Pengunjung juga bisa mengelilingi Taman Nasional Alas Purwo yang dikelilingi pepohonan menjulang tinggi, sambil melihat aneka satwa liar di kawasan tersebut, seperti kera dan rusa.
Alternatif lainnya adalah mengambil foto-foto pemandangan dan objek cantik di sepanjang pantai.
Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PB PSOI) Arya Sena Subyakto mengatakan, hal unik dari penyelenggaran WSL di G-Land lantaran berada di dalam taman nasional yang memiliki beberapa zona, mulai dari zona konservasi hingga pemanfaatan.
Sehingga, katanya, para peserta bakal memiliki pengalaman yang menyenangkan dan tidak terlupakan saat datang berlomba di sini.
Kemudian, di tengah laut dibangun judge tower yang digunakan sebagai tempat penilaian para juri.
Hal itu menjadi istimewa, sebab menurutnya tidak semua lokasi turnamen selancar menggunakan hal tersebut. Saat ini konsep serupa hanya ada di Tahiti dan Fiji.
“Untuk sistem penjurian istimewanya pertandingan ini adalah karena ombaknya ada di tengah, jadi kita harus bikin judge tower atau panggung untuk juri di laut, makanya kalau pengunjung enggak bisa lihat dari pinggir," kata Arya Sena.
https://travel.kompas.com/read/2022/05/30/070700327/pesona-pantai-plengkung-di-banyuwangi-tempat-gelaran-wsl-2022